MEDAN, KOMPAS.com — Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Sumatera Utara, menolak 300 mahasiswa asal Malaysia. Panitia pendaftaran mahasiswa USU meragukan keabsahan ijazah mereka. Tahun ini USU hanya menerima 40 mahasiswa asing.
”Mereka mau melanjutkan studi di sini, kami tidak bisa menerima karena Pemerintah Malaysia tidak mengakui ijazah mereka. Yang kami tahu, mereka tidak memenuhi syarat formal Pemerintah Malaysia,” tutur Penanggung Jawab Panitia Penerimaan Mahasiswa USU Bisru Hafi, Rabu (1/7).
Sebelumnya, para mahasiswa tersebut belajar di salah satu perguruan tinggi di Ukraina. Kemudian, mereka ingin melanjutkan studinya di Malaysia. Namun, Pemerintah Malaysia menolak.
"Kami tidak mau menjadi tempat untuk melegitimasi mahasiswa asing yang dokumen belajarnya bermasalah,” kata Bisru Hafi.
Semua mahasiswa asal Malaysia itu ingin melanjutkan studi di Fakultas Kedokteran USU. Persoalan lain, tutur Bisru, daya tampung Fakultas Kedokteran USU sendiri terbatas.
”Tenaga pengajar kami juga terbatas. Kami juga perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa Indonesia untuk berkuliah di universitas negeri,” katanya.
Bayar Rp 300 juta
Para mahasiswa asal Malaysia ini, tuturnya, bahkan bersedia membayar uang kuliah Rp 300 juta per orang per tahun. Nilai tersebut jauh di atas standar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebesar Rp 18 juta per orang per tahun. Nilai ini bahkan juga masih lebih tinggi dari standar uang kuliah mahasiswa asing di USU sebesar Rp 60 juta per orang per tahun.
Tahun ini, jumlah mahasiswa asing yang belajar di USU menurun menjadi 40 orang, dari sebelumnya 50 orang. Penerimaan mahasiswa asing ini dibuka melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Program Reguler Mandiri. Panitia membuka pendaftaran program ini pada 8-15 Juni.
Semua mahasiswa asing yang ada di USU terikat kerja sama dengan Allianze College of Medical Sciences (ACMS) di Malaysia. Bentuk kerja sama ini dilakukan dengan menyediakan tempat praktik bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran USU di Malaysia.
Rektor USU Chairuddin P Lubis mengatakan, penolakan tersebut bukan semata-mata karena uang. Sebelumnya, utusan Pemerintah Malaysia meminta USU menerima semua mahasiswa tersebut. Permintaan serupa juga disampaikan oleh forum para rektor dari Malaysia.
”Kami tidak bisa menjamin praktik kedokteran di USU sama dengan yang mereka pelajari di Ukraina. Kami tidak ingin membuat kesalahan gara-gara menerima mereka,” tuturnya.
Tahun ini, daya tampung mahasiswa baru, belum termasuk mahasiswa asing, di Fakultas Kedokteran USU sebanyak 200 kursi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.