Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilpres Lancar, Pelaku Ekonomi Siap Ekspansi

Kompas.com - 09/07/2009, 07:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kalangan perbankan dan ekonom menyambut positif lancarnya pelaksanaan pemilu presiden yang diperkirakan akan dimenangi pasangan Susilo Bambang Yudhoyono- Boediono. Perbankan menilai, kini saatnya seluruh pelaku ekonomi Indonesia bersiap berekspansi.

Ketua Umum Perhimpunan Bank Umum Nasional Sigit Pramono, Rabu (8/7) di Jakarta, menjelaskan, hasil pilpres yang ada jelas lebih mempersingkat jangka waktu atas timbulnya risiko ketidakpastian.

”Yang jelas, sikap ’menunggu’ atau wait and see dari para pelaku usaha akan berubah dengan sikap bergegas memanfaatkan peluang. Jelas hal ini menimbulkan sentimen positif dan optimisme baru di kalangan pengusaha sehingga perekonomian ada kemungkinan tumbuh lebih tinggi,” kata Sigit.

Menurut Sigit, dengan pilpres yang sukses, negara dan para pelaku ekonomi bisa lebih banyak memiliki waktu untuk menutupi ketertinggalan pencapaian target pada semester I-2009.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Mirza Adityaswara menilai hasil pilpres akan menimbulkan sentimen positif bagi fundamental ekonomi karena dunia usaha menjadi lebih pasti untuk memulai ekspansi. ”Bank bisa mulai menyalurkan kredit lebih signifikan sehingga perekonomian lebih cepat,” kata Mirza.

Hasil pilpres sejauh ini memang menjadi satu-satunya faktor yang ditunggu pelaku usaha untuk memulai ekspansi mengingat faktor lainnya sudah sangat kondusif. Suku bunga acuan BI, misalnya, sudah rendah, sebesar 6,75 persen, seiring level inflasi yang diperkirakan bisa di bawah 5 persen tahun ini.

Kepala Ekonom BNI Tony Prasetiantono mengatakan, hasil pilpres akan direspons positif oleh pasar. ”Sukses pilpres ini akan diikuti dengan gelombang capital inflow, apalagi dari pantauan televisi asing, investor asing menyambut positif pilpres ini,” kata Tony.

Menurut Tony, sebelum pilpres, perekonomian Indonesia telah memiliki landasan yang kokoh untuk berkembang lebih cepat. Dibandingkan negara-negara kawasan yang perekonomiannya kontraktif, Indonesia dipandang sebagai tempat investasi yang atraktif. Karena itu, kata dia, aliran modal global akan segera masuk kembali sehingga menaikkan indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, kurs rupiah, serta membantu penurunan suku bunga bank melalui kemelimpahan likuiditas.

Pada semester II-2009, pertumbuhan ekonomi, menurut Tony, bisa didorong sedikit di atas 4 persen meski masih di bawah 4,5 persen, apalagi jika nanti pemenang pilpres bisa membentuk kabinet yang bagus.

Selanjutnya, investor PMDN dan PMA yang semula wait and see akan mantap untuk segera mengeksekusi proyek-proyeknya, begitu juga bank-bank mulai berani mendorong kredit.

Sementara itu, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan, IHSG dalam dua hari ke depan akan melejit cepat. ”Krisis yang melanda ekonomi Indonesia sudah mencapai dasar pada Maret lalu. Ke depan, ekonomi akan cenderung tumbuh lebih cepat. Apalagi, bila suku bunga pinjaman bisa turun,” kata Purbaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com