Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Bangku Kosong

Kompas.com - 10/07/2009, 04:10 WIB

Jakarta, Kompas - Hanya kurang dari seminggu sebelum tahun ajaran baru dimulai, ribuan calon siswa masih berburu bangku kosong di sekolah-sekolah negeri di Jakarta. Perburuan berlangsung mulai Kamis kemarin hingga hari ini, Jumat (10/7).

Namun, Kamis kemarin, sebagian siswa didampingi orangtua mereka terpaksa menelan kekecewaan karena pada upaya kedua ini pun nama mereka tetap tidak tercantum sebagai salah satu kandidat peraih kursi kosong di sekolah negeri.

”Saya tidak tahu kalau pendaftaran tahap II ini khusus bagi siswa yang gagal diterima di pendaftaran tahap I di DKI. Saya pikir siapa saja boleh mendaftar. Tadi anak saya langsung ditolak. Pusing juga karena waktunya mepet sudah mau masuk sekolah lagi,” kata Andriansyah (41), warga Bintaro Permai saat ditemui di SMAN 70, Bulungan, Jakarta Selatan, Kamis.

Sebelumnya, Sari memilih mendaftar ke sekolah swasta di kawasan Jakarta Selatan. Namun, menurut Andriansyah, setelah mengetahui ada informasi bangku kosong di sekolah-sekolah negeri di Jakarta dari media massa, ia pun berusaha mendaftarkan Sari (14), putri sulungnya, ke SMAN 70.

Akan tetapi, kata Andriansyah, panitia di SMAN 70 langsung menolak karena Sari tidak memiliki tanda terima pendaftaran tahap I.

Dalam website http://jakarta.siap-psb.com—situs online penerimaan peserta didik baru (PPDB) khusus SMA dan SMK—memang dijelaskan bahwa, sesuai petunjuk teknis, PPDB SMA, SMA luar biasa, dan SMK di DKI Jakarta tahun pelajaran 2009/2010, Pasal 15 Ayat 2 (Tata Cara Pendaftaran) disebutkan pada bagian c nomor 2, pelaksanaan PPDB tahap kedua hanya bisa diikuti calon peserta didik baru yang tidak diterima pada tahap pertama.

”Memang ada beberapa siswa dan orangtuanya yang tidak tahu prosedur PPDB tahap II. Kadang-kadang muncul prasangka buruk gara-gara ketidaktahuan itu. Padahal, sama sekali tidak ada jual beli bangku kosong. Silakan bertanya kepada panitia di sekolah-sekolah atau bukalah website-nya,” kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto.

Bertambah banyak

Meskipun banyak yang tidak diterima atau bahkan ditolak karena tidak memenuhi syarat seperti Sari, kebahagiaan menghinggapi sekitar 7.000 siswa yang akhirnya berpeluang diterima di sekolah negeri, baik tingkat SMP, SMA, maupun SMK.

Di SMA paling unggul di DKI, SMAN 8 Bukit Duri, Jakarta Selatan, misalnya, 16 kursi kosong yang diumumkan pada Rabu (8/7), Kamis pagi kemarin langsung terisi penuh. Siswa-siswa yang beruntung itu rata-rata mengantongi nilai ujian nasional tinggi, yaitu minimal 9,075.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com