Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyik, 9.3 Triliun untuk Sertifikasi Profesi Guru!

Kompas.com - 10/07/2009, 19:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru jangan terlalu berpikir konsumtif dan penuh gengsi sehingga punya tuntutan memiliki motor atau mobil. Konsumerisme tak membuat guru menjadi pendidik profesional.

Hal tersebut ditegaskan oleh Direktur Profesi Pendidik Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Drs Ahmad Dasuki, di hadapan puluhan guru yang hadir di seminar 'Mengajar Cerdas untuk Cerdas Belajar' di Jakarta, Jumat (10/7).

"Kalau punya uang sedikit misalnya, kenapa tidak membeli laptop saja, itu lebih berguna untuk meningkatkan kreatifitas dan profesionalitasnya mengajar, sebab itulah yang lebih dibutuhkan saat ini," ujar Direktur Profesi Pendidik Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Drs Ahmad Dasuki, di Jakarta, Jumat (10/7).

Ahmad menambahkan, sampai saat ini sebanyak 361.000 guru yang sudah bersertifikat telah menerima tunjangan profesinya. Di saat ini juga, Depdiknas sedang mempersiapkan sertifikasi bagi 600.000 guru lainnya yang akan dimulai pada 1 September 2009 mendatang.

"Guru jangan hanya berdemo menuntut jadi PNS saja, kenapa mereka tidak ingin lebih meningkatkan profesionalitasnya sebagai pendidik dengan pendidikan bersertifikat?" ujar Ahmad.

Ahmad menyayangkan, banyak guru sepertinya kurang memahami pentingnya sertifikasi profesi mereka, baik itu lewat jalur portofolio dan PLPG maupun pra-jabatan. Padahal, sertifikasi profesi itu untuk menjadikan mereka tenaga pendidik yang profesional.

"Namun setelah mendapat sertifikasi itu mereka tidak mengajar selama 24 jam, sertifikatnya akan langsung dicabut," ujar Ahmad.

Untuk keperluan sertifikasi tersebut, Ahmad menyebutkan jumlah anggaran yang sudah disiapkan oleh Depdiknas tahun 2009 ini sebesar 9,3 triliun. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com