Hal itu, lanjut Rachmat, seperti yang tercantum sebagai 13 poin di buku panduan BOS (Bantuan Operasional Sekolah), yaitu:
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru
2. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan
3. Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di perpustakaan
4. Membiayai kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja, dan sejenisnya.
5. Membiayai ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa
6. Membeli bahan-bahan habis pakai
7. Membayar langganan daya dan jasa
8. Membayar biaya perawatan sekolah
9. Membayar honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer
10. Pengembangan profesi guru
11. Memberi bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transportasi dari dan ke sekolah
12. Membiayai kegiatan dalam kaitan dengan pengelolaan BOS, seperti :
13. Pembelian personal komputer untuk kegiatan belajar siswa, maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP
Menurut Rachmat, kurangnya sosialisasi program Sekolah Gratis menjadi musabab sebenarnya yang membuat masyarakat mendapatkan informasi yang minim dan kabur.
"Ada ketidakjelasan informasi sehingga masyarakat tak tahu seperti apa Sekolah Gratis yang dimaksudkan oleh pemerintah," ujar Rachmat. (M1-09/M2-09)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.