Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindahan Komodo demi Pemurnian Genetik

Kompas.com - 28/07/2009, 22:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Departemen Kehutanan memahami berbagai tanggapan masyarakat ataupun pemerintah daerah berkait rencana pemindahan sepuluh ekor komodo dari Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, ke Bali. Pemerintah mengambil langkah ini untuk pemurnian genetik sekaligus penyelamatan komodo di Pulau Flores yang kini tersisa 17 ekor dari kepunahan.

Proses pemindahan juga penting karena komodo di Pulau Flores kini terancam karena hidup di areal semak belukar penuh rumput kering yang di musim panas sangat mudah terbakar. Persoalan lain yang lebih penting adalah komodo mulai masuk ke perkampungan dan memangsa ternak masyarakat yang dapat memicu konflik.

Menteri Kehutanan MS Kaban mengungkapkan hal itu seusai membuka pelatihan Cintai Alam Indonesia 2009 bagi 300 aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) perguruan tinggi di Jakarta, Selasa (28/7).

Apabila komodo ini dibiarkan di habitatnya dengan kondisi kekurangan sumber makanan, suatu saat mereka akan habis secara alamiah karena terjadi kanibalisme. "Pemerintah berpikir memindahkan sementara ke tempat lain untuk ditangkarkan dan didata genetikanya supaya komodo di Pulau Flores jangan tunggu punah seperti harimau jawa dan harimau bali," kata Kaban.

Pemerintah belum menghitung biaya yang dibutuhkan untuk pemindahan lima komodo jantan dan lima komodo betina. Sebagai gambaran, pemindahan tiga ekor harimau sumatera dari Aceh ke Lampung tahun lalu menelan biaya Rp 2,8 miliar.

Komodo merupakan hewan langka yang hidup endemik tersebar di Pulau Flores, Pulau Rinca, dan Pulau Komodo. Populasi terbanyak berada di Pulau Rinca dan Pulau Komodo dengan jumlah sedikitnya 2.500 ekor.

Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Dephut Darori menambahkan, pemurnian genetik komodo tersebut akan bekerja sama dengan Taman Safari Indonesia di Bali yang memiliki fasilitas dan tenaga ahli konservasi. Langkah ini merupakan upaya pemerintah mencegah satwa langka yang sudah menjadi salah satu ikon Indonesia sejak dua dekade lalu.

Upaya pemurnian genetika ini juga meniru langkah Zoorasia di Yokohama, Jepang, yang memiliki koleksi tapir dari seluruh dunia. Pengelola Zoorasia sampai memiliki bank sperma demi mencegah tapir punah.

Selama pemindahan, pemerintah daerah diminta menata ulang kawasan habitat komodo di Pulau Flores yang gersang. Setelah itu, kata Darori , komodo generasi kedua selanjutnya akan dikembalikan ke habitat aslinya.

Badak Jawa

Pemerintah ingin membuat satu sistem penyelamatan hewan langka Indonesia dari kepunahan. Untuk itu, pemerintah juga berencana membuat bank genetika satwa langka nasional.

Badak jawa bakal menjadi target selanjutnya setelah pemerintah berhasil memindahkan 10 ekor komodo dari Pulau Flores. Populasi badak jawa yang berkisar 60 ekor sampai 70 ekor kini semakin sulit berkembang. Pemerintah akan memindahkannya dari daerah yang berdekatan dengan Gunung Krakatau tersebut ke daerah lain yang lebih ideal untuk memacu perkembangbiakan badak.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Pemindahan ini tidak akan mengganggu habitat komodo dan penilaian tujuh keajaiban dunia. Tidak ada tujuan lain, hanya konservasi. Kami sudah berkonsultasi dengan LIPI dan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, kata Kaban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com