Wah, Ongkos Penyelamatan Century Rp 6,7 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com — Modal yang disuntikkan Lembaga Penjamin Simpanan untuk Bank Century mencapai Rp 6,7 triliun.

Menurut Menteri Keuangan sekaligus Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati, hal itu merupakan konsekuensi dari keputusan menyelamatkan Bank Century. Keputusan tersebut diambil berdasarkan rekomendasi dan informasi dari Bank Indonesia sebagai pengawas bank.

”Jadi, jangan pertanyakan, apakah angka itu terlalu besar atau tidak. Itu adalah sesuatu yang harus dilakukan LPS. Waktu itu dilihat dari proses pengambilan keputusan dan berapa jumlahnya. Kami mendapatkan rekomendasi dan informasi dari BI sebagai pengawas bank,” kata dia di Jakarta, Selasa (28/7).

Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafiz Zawawi menilai, suntikan dana Rp 6,7 triliun kepada Bank Century di luar dugaan. Awalnya, DPR menganggap Century hanya membutuhkan suntikan Rp 1,3 triliun.

Dengan suntikan Rp 6,7 triliun, kata Hafiz, pengorbanan masyarakat untuk menyelamatkan Bank Century terlampau besar. Karena itu, DPR akan mempertanyakan mengapa suntikan modal untuk bank itu melonjak.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi XI DPR Endin AJ Soefihara mempertanyakan dasar hukum yang digunakan pemerintah saat menyelamatkan Century. Jika dasar hukumnya Perppu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan, dana Rp 6,7 triliun bisa diperdebatkan. DPR menolak perppu tersebut.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI Darmin Nasution, suntikan Rp 6,7 triliun diperlukan agar rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Century terpenuhi. Besarnya dana itu ditetapkan hasil audit.

Setelah diambil alih LPS pada 21 November 2008, PT Bank Century Tbk berhasil keluar dari krisis keuangan pada 23 Juli 2009. Laporan keuangan Bank Century yang belum diaudit per 30 Juni 2009 menyebutkan, perseroan telah memperoleh laba Rp 139,99 miliar atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan laba perseroan pada Juni 2008 yang sekitar Rp 47 miliar.

Sampai 30 Juni, total aset Century tercatat Rp 6,626 triliun atau meningkat lebih dari Rp 1 triliun dibandingkan enam bulan sebelumnya, yaitu Rp 5,585 triliun. Adapun dana rupiah menjadi Rp 5,191 triliun, sebelumnya Rp 5,116 triliun.