Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doktor "Honoris Causa" bagi Rachmat Gobel

Kompas.com - 20/08/2009, 03:49 WIB

Jakarta, Kompas - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi memberikan gelar doktor honoris causa bidang perekayasa utama kehormatan bagi pengusaha Rachmat Gobel. Tahun lalu, gelar serupa diberikan kepada tokoh properti Ciputra.

Gelar perekayasa utama kehormatan hanya diberikan BPPT kepada insan Indonesia yang dikenal publik dan berprestasi, yakni orang di balik produk-produk yang bermanfaat dan memberi nilai tambah. ”Sekaligus memotivasi pejabat fungsional perekayasa untuk menghasilkan produk yang bermanfaat,” kata Kepala BPPT Marzan A Iskandar dalam penganugerahan gelar sekaligus dalam rangka Hari Ulang Tahun Ke-31 BPPT, Rabu (19/8).

Selain perannya di balik produk-produk berkualitas dan bernilai tambah, Rachmat juga dinilai visioner. Produk buatan kelompok usaha Panasonic-Gobel, yang dulu dikenal dengan ”National” dikenal baik di tengah masyarakat.

”Technovation”

Pada paparannya sebelum menerima penghargaan, Rachmat menjabarkan konsep technovation yang berperan penting meningkatkan daya saing bangsa. Technovation mengacu pada peran inovasi teknologi secara terus-menerus yang memberi nilai lebih pada produk yang dihasilkan.

Salah satu contoh technovation adalah perbaikan terus-menerus demi kesempurnaan mengikuti tuntutan perkembangan zaman, yang dalam istilah Jepang disebut kaizen. ”Inilah antara lain masalah besar bangsa Indonesia, yakni kurang menuntut diri melakukan perbaikan dalam proses kerja dan produksi,” kata Rachmat yang dikenal sebagai Pemimpin Kelompok Usaha Panasonic-Gobel.

Tanpa inovasi teknologi berkelanjutan, seluruh tingkatan industri akan tergilas dalam era pasar bebas yang segera tiba. Karena itu, jelas, inovasi teknologi dibutuhkan industri skala besar, menengah, dan kecil.

Namun, lanjut Rachmat, teknologi, inovasi, dan kewirausahaan saja dinilai belum cukup untuk bertahan. Masih ada faktor pusat manajemen teknologi, sebuah lembaga yang kompeten menyinergikan kekuatan teknologi dan inovasi.

Di Indonesia, peran itu diharapkan bisa muncul dari BPPT, lembaga dengan sumber daya manusia unggul. Untuk itu, peningkatan akses BPPT ke dunia usaha dan sebaliknya mutlak diperlukan.

”Tidak hanya untuk meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi, tetapi juga pengembangan desain dan produk ramah lingkungan,” katanya. (GSA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com