Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanamkan Nilai Kemanusiaan Lewat Pesantren Kilat

Kompas.com - 07/09/2009, 19:37 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Sepanjang bulan Ramadhan, para siswa pendidikan formal mulai giat belajar agama lewat program pesantren kilat. Tak hanya memperdalam agama, mereka juga belajar tentang makna kehidupan di pondok pesantren.

Selama bulan Ramadhan, program pesantren kilat diharapkan bisa menyempurnakan perilaku anak-anak muda sekaligus menanamkan nilai-nilai kebersamaan.

"Masalah utama bangsa ini terkait erat dengan rusaknya perilaku. Kehidupan pesantren bertujuan mengembalikan manusia pada nilai kemanusiaannya," kata pemimpin Pondok Pesantren Darul Quran Wal Irsyad Gunung Kidul, Kyai Ahmad Haris Masduki, Senin (7/9).

Kyai Masduki mengaku prihatin karena pendidikan formal cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Format pendidikan formal hanya fokus pada transfer pengetahuan. "Kami merasakan semakin lunturnya pendidikan budi pekerti dan tata krama bagi kaum muda," tambahnya.

Saat ini, pesantren kilat di Pondok Pesantren Darul Quran diikuti oleh 150 siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri II Wonosari. Beberapa pondok pesantren lain seperti Pondok Pesantren Al Hikmah dan An Nur juga menyelenggarakan pesantren kilat serupa bagi siswa di kitaran Gunung Kidul. Sejauh ini, Kabupaten Gunung Kidul memiliki 36 pondok pesantren, yang 20 di antaranya masih aktif.

"Penyelenggaraan pesantren kilat ini relatif murah, karena siswa hanya dikenai biaya penggantian uang makan dan akomodasi senilai Rp 43.000. Mereka tinggal di pondok pesantren selama tiga hari tiga malam. Sejak ikut pesantren kilat, jadwal ibadah menjadi lebih rajin," ujar siswa SMKN II Wonosari, Zaenal.

Melalui pesantren kilat, lanjut Kyai Masduki, siswa diajak menyelami sebuah pengertian, bahwa kehidupan harus diraih dengan perjuangan. Untuk itu, selama bulan puasa seluruh santri di pondok pesantren Darul Quran tetap harus bekerja keras. Mereka tetap menjalankan pekerjaan di bidang pertanian, jahit, sablon, dan percetakan.

Sementara itu, pengurus Pondok Pesantren Darul Quran Wahab Mudhofar, Chabibullah, serta Sunyoto menambahkan, bahwa dibandingkan dengan hari biasa, waktu tidur malam dari para santri justru lebih singkat, yaitu hanya tiga jam. Selama bulan puasa, porsi kegiatan kajian kitab suci semakin diperbanyak, yaitu dari 40 jam pelajaran menjadi 60 jam pelajaran per minggu.

Minat belajar agama di pondok pesantren cukup tinggi. Total penghuni pesantren Darul Quran mencapai 200 santri, yang 80 di antaranya belajar secara gratis dengan sistem "bapak asuh". Sebanyak 400 santri lainnya turut belajar agama, tetapi tidak tinggal di pondok pesantren.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com