Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rehabilitasi Sekolah Rusak, Paling Lama 100 Hari?

Kompas.com - 14/09/2009, 17:20 WIB
LTF

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang telah menargetkan rehabilitasi sekolah-sekolah rusak selesai paling lama 100 hari. Dana rehabilitasi itu bersumber dari APBD Kota Semarang, yang diserahkan dalam bentuk bahan bangunan sesuai kebutuhannya.

Namun, berbeda dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang bersumber dari pusat dan pengelolaannya dilakukan secara swakelola oleh pihak sekolah yang bersangkutan.

"Dana rehabilitasi sekolah ini dikelola langsung oleh pihak Disdik," kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, Bunyamin, di Semarang, Senin (14/9). "Kami telah mengalokasikan anggaran untuk rehabilitasi sekolah rusak ke sebanyak 23 sekolah dan proses pengerjaannya telah dimulai awal September," tambahnya.

Menurutnya, proses pengerjaan untuk setiap sekolah memang bervariasi. Hal itu tergantung kerusakan sekolah yang bersangkutan, sehingga kucuran dana juga berbeda untuk setiap sekolah.

Namun, lanjut dia, khusus untuk sekolah yang mengalami kerusakan paling parah telah ditetapkan waktu pengerjaan maksimal selama 100 hari, seperti di SMPN 18 Semarang. Sementara itu, sekolah dengan kerusakan tidak parah diperkirakan akan selesai dalam kurun waktu kurang dari itu. Jika pengerjaan berjalan lancar, lanjutnya, diperkirakan akan selesai akhir November atau awal Desember.

Di atas 100 Juta

Sebelumnya, Dinas Pendidikan disebutkan telah menganggarkan dana sekitar Rp1,9 miliar yang dipergunakan untuk rehabilitasi terhadap beberapa bangunan sekolah di Semarang yang rusak akibat terkena bencana alam seperti rob, banjir atau puting beliung. Sebanyak 23 sekolah yang mendapatkan bantuan tersebut antara lain SD Gebangsari 01 dan 03, SD Darat Lasimin Kuningan, SD Bandarharjo, SD dan SMP Barunawati, SD Boom Lama, SD dan SMP Al Irsyad, SD Kemijen 04 dan 05, serta SMPN 18 Semarang.

Mengenai besaran yang diterima setiap sekolah, Kepala Bidang Monitoring dan Pengembangan, Nana Storada mengatakan, ada sekolah yang menerima di bawah Rp50 juta, ada juga yang di atas Rp100 juta. Hal itu tergantung dari tingkat kerusakan sekolah. Misalnya, kata dia, ada sekolah yang hanya perlu diperbaiki atapnya, ada juga yang perlu ditinggikan, bahkan yang kondisinya cukup parah sehingga membutuhkan penanganan lebih.

"Untuk perbaikan sekolah yang membutuhkan bantuan senilai lebih dari Rp100 juta akan dilakukan melalui proses lelang terbuka, sementara perbaikan sekolah dengan nilai di bawah Rp100 juta dilakukan penunjukan langsung," kata Nana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com