Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Indonesia di Belanda Bantu Padang

Kompas.com - 02/10/2009, 16:09 WIB

DEN HAAG, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan pendidikan di Belanda melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu para korban gempa yang terjadi di wilayah Sumatera Barat.
    
"Sejumlah dana yang terkumpul, nantinya akan disalurkan langsung kepada para keluarga korban gempa melalui Palang Merah Indonesia (PMI), Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Indonesia, Badan Amil  Zakat (Baznas) Indonesia, dan Indonesische Stichting Nederland (ISNED)," kata Wardani, pelajar Indonesia di Delft, Jumat (2/10).
    
Masing-masing perhimpunan mahasiswa yang berada di daerah , berlomba-lomba menyalurkan bantuannya melalui perwakilan masing-masing dan untuk selanjutnya akan diserahkan langsung kepada yayasan yang dipercaya untuk menyalurkan bantuan ini agar tepat pada sasarannya.
    
"Korban semakin bertambah dan jumlahnya terus meningkat. Kami sangat sedih dan hanya bisa membantu dengan cara seperti ini, mengajak teman-teman untuk menyisihkan sebagian dananya buat para korban," kata Ivan, mahasiswa program master di Den Haag, Belanda.
    
Beberapa perhimpunan yang kini masih aktif melakukan penggalangan dana adalah Den Haag, Groningen, Delft, Leiden, Wageningen, Maastricht, Amsterdam, dan sejumlah kota-kota kecil lainnya.
    
Masyarakat Indonesia yang telah berpuluh tahun menetap di Belanda turut berpartisipasi dalam kegiatan aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh para mahasiswa ini.
    
Tidak sedikit di antara mereka yang turut menyatakan bela sungkawa setelah mengetahui perkembangan bencana alam di Tanah Air. Sebagian dari mereka aktif memantau perkembangan berita gempa tersebut melalui channel televisi internet.
      
Bahkan orang-orang Belanda pun, menyatakan kesedihannya terhadap musibah yang menelan korban ratusan jiwa ini.
    
Di Jerman, komunitas masyarakat Aceh, melalui press rilis yang dikirimkan, menyatakan bela sungkawa atas musibah tersebut. "Kami bisa merasakan apa yang dialami saudara-saudara kami di Sumatra, samahalnya ketika gempa dan tsunami melanda negeri itu," kata Arkam, mahasiswa asal Aceh di Jerman.
    
Sementara itu, salah seorang mahasiswa asal Pariaman, Sumatrra Barat, yang sedang melanjutkan program masternya di Maastricht, Belanda, Yufitriana Amir mengaku sangat khawatir dengan kondisi keluarganya di Tanah Air.   Beberapa jam setelah gempa tersebut mengguncang Padang, dia mendapatkan kabar bila adiknya mengalami luka-luka dan ada yang belum diketahui keberadaannya.
    
Hal tersebut membuat dia merasa cemas karena saluran komunikasi kurang begitu bagus. "Saya tidak bisa berbuat apa-apa, ingin menelpon tapi akses komunikasi  tidak mendukung. Saya juga tidak sanggup nonton berita karena akan semakin sedih dengan melihat bertambah banyak korban. Fitri sangat cemas," ujarnya dan menambahkan bahwa kedua orang tuanya dalam keadaan sehat dan selamat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com