Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian di Kampus Masih Menyedihkan

Kompas.com - 08/10/2009, 13:11 WIB

DEPOK, KOMPAS.com — Penelitian di dunia kampus Indonesia masih dinilai minim. Karya-karya ilmiah yang berguna untuk kemaslahatan publik berada pada taraf menyedihkan. Pegiat pendidikan, Eko Prasetya, mengatakan, anggaran pendidikan memang tidak menyediakan pos khusus untuk riset, akibatnya kampus 'mandul'.

"Penelitian menyedihkan. Karya-karya intelektual tak lagi memenuhi perpustakaan," tutur Eko dalam Simposium Nasional 'Membangun Visi Pendidikan Indonesia' di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Kamis (8/10).

Hal ini dibenarkan oleh pakar pendidikan, Prof HAR Tilaar. Bahkan, menurut Tilaar, penelitian di dunia kampus harusnya disesuaikan dengan potensi lokal.
"Penelitian di perguruan tinggi masih kurang. Tidak memerhatikan kekayaan alam dan budaya di Indonesia," tutur Tilaar dalam kesempatan yang sama.

Padahal, lanjutnya, jika kekayaan alam dan budaya diteliti dengan baik, potensi Indonesia ini akan duduk di kelas dunia, contohnya proses pengakuan batik oleh Unesco.

Menurut Tilaar, rektor dan para dosen ingin pengakuan internasional dengan masuk kelas dunia, tapi justru malas melakukan penelitian. Sementara itu, Ketua Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Prof Soedijarto mengatakan masih menyedihkannya penelitian di Indonesia dipengaruhi oleh minimnya anggaran ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). "Anggaran untuk iptek kita enggak ada. Cuma 0,09 persen. Coba lihat di Malaysia, sampai 0,7 persen," katanya.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com