Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Gempa, Penyakit Mengusik Pengungsi

Kompas.com - 10/10/2009, 07:57 WIB

Jakarta, KOMPAS.com - Keterbatasan logistik dan buruknya kondisi di tenda pengungsian membuat daya tahan tubuh para korban gempa di Sumatera Barat menjadi rendah. Akibatnya mereka pun lebih rentan terjangkit penyakit infeksi.

Hal tersebut disampaikan oleh dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, KGEH, Koordinator Tim Kesehatan Universitas Indonesia yang membuka posko bantuan kesehatan di kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat.

"Sebagian besar masyarakat masih tinggal di tenda darurat dengan kondisi yang sangat sederhana. Kondisi lingkungan yang buruk dan tentunya juga makan dan minum yang kurang memadai akan memperburuk kondisi kesehatan para pengungsi," papar dokter Ari.

Wabah penyakit yang muncul akibat kondisi tersebut antara lain adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diare, radang mata, infeksi kulit, vertigo, patah tulang, luka terbuka yang menimbulkan infeksi, serta kecemasan dan depresi.

Lemahnya koordinasi tenaga relawan pada minggu pertama pasca gempa yang terjadi pada  30 September 2009 lalu, ditambah lokasi bencana yang sulit dijangkau membuat banyak korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan terlambat dievakuasi. Hal ini menyebabkan banyak korban gemppa yang terpaksa diamputasi.

"Hampir 50 persen pasien yang kami tangani terpaksa diamputasi karena sudah terjadi infeksi pada luka. Padahal, jika evakuasi datang 1-2 hari lebih cepat, kondisi itu bisa dihindari," katanya.

Dokter Ari juga menegaskan pentingnya tindakan pencegahan untuk mencegah perburukan kondisi penyakit. "Tugas para tenaga medis saat ini adalah menjaga agar tidak terjadi kondisi yang lebih buruk, misalnya agar ISPA tidak menjadi radang paru atau jika diare jangan sampai dehidrasi," ujarnya.

Sejak tanggal 3 Oktober lalu, tim kesehatan UI telah mengirimkan 20 orang tim medis Fakultas Kedokteran UI yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dan tenaga perawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com