Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15.000 Siswa Indonesia Kuliah di Malaysia

Kompas.com - 16/10/2009, 10:37 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Konsul Pendidikan di Kedubes Malaysia untuk Indonesia, Datuk Dr Junaidy Abu Bakar DM SM SSP BCM, menyatakan 15.000 siswa/mahasiswa Indonesia saat ini menempuh studi (kuliah) di berbagai universitas di Malaysia.

"Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) merupakan universitas favorit bagi siswa/mahasiswa Indonesia, bahkan tahun ini saja tercatat 800 siswa/mahasiswa Indonesia yang kuliah di UKM, tapi umumnya master (S2) dan doktoral (S3)," katanya di Surabaya, Jumat (16/10).

Setelah melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama Wakil Rektor UKM Prof Dr Datuk Mohammad Abdul Razak, Datuk Junaidy mengatakan, siswa/mahasiswa Malaysia yang saat ini kuliah di Unair tercatat 178 orang.

"Kalau siswa/mahasiswa Malaysia yang kuliah di Jatim tercatat 300-an orang, yakni 179 orang belajar di Unair dan sisanya di Malang. Kalau se-Indonesia ada 6.000-an siswa/mahasiswa Malaysia yang sedang studi di sini," katanya.

Menurut Datuk Junaidy, meski ada ketegangan antara Indonesia dengan Malaysia, tapi hal itu tampaknya tidak berpengaruh dalam hubungan pendidikan antara kedua negara serumpun itu, bahkan ibarat berkenalan dengan gadis, pendekatan sudah semakin mengalami kemajuan.

"Jadi, ketegangan dalam isu-isu tertentu tidak mempengaruhi hubungan dalam dunia pendidikan, bahkan tidak ada larangan siswa/mahasiswa Malaysia untuk belajar ke Indonesia. Kalau ada beberapa universitas yang menghentikan penerimaan siswa/mahasiswa Malaysia itu bukan akibat ketegangan itu, melainkan ada masalah lain, seperti Unair yang ingin membuka Kelas Internasional untuk mahasiswa asing dari banyak negara," katanya.

Ke depan, katanya, tidak menutup kemungkinan akan ada pakar budaya dan politik Indonesia di Malaysia dan sebaliknya akan banyak pula pakar budaya dan politik Malaysia di Indonesia.

"Dulu, Australia menjadi tujuan utama dari siswa/mahasiswa Indonesia, tapi perbedaan jarak, bahasa, tradisi, dan rumitnya urusan visa akhirnya membuat mereka melirik Malaysia dan Singapura," katanya.

Dikatakan Datuk, Indonesia dan Malaysia sebenarnya tidak perlu membiarkan perbedaan yang ada, tapi justru mempererat persamaan yang ada, karena Indonesia-Malaysia adalah bangsa serumpun dan kerja sama antara keduanya akan berdampak pada kemajuan ASEAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com