Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNY Tolak Komersialisasi Pendidikan

Kompas.com - 16/10/2009, 16:27 WIB

 

Sleman, Kompas - Sekitar 100 mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta berdemonstrasi di kampus mereka, Kamis (15/10). Mereka meminta pihak rektorat tidak terseret dalam arus komersialisasi pendidikan yang semakin memahalkan biaya kuliah.

Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UNY ini mengawali aksi dengan berjalan kaki keliling kampus sambil membawa poster, spanduk, dan keranda jenazah simbol matinya nurani pendidikan, sekitar pukul 10.30. Mereka berorasi dan meneriakkan yel-yel menolak segala bentuk komersialisasi kampus.

Puncak aksi di halaman gedung rektorat, satu per satu perwakilan elemen mahasiswa menyuarakan keresahan mereka. "UNY telah menunjukkan gejala komersialisasi yang dibuktikan dengan banyaknya jurusan yang melebihkan penerimaan mahasiswa nonreguler (swadana) dibandingkan reguler (subsidi)," tutur Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia UNY Fiqi Ahmad.

Perbandingan antara mahasiswa subsidi dan swadana bisa mencapai 1 : 2 di beberapa jurusan, seperti Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, jurusan Pendidikan Seni, dan Jurusan Seni Musik. "Bahkan, ada Jurusan yang tak membuka kelas susbsidi dan hanya menerima mahasiswa swadana dengan biaya kuliah Rp 3 juta per semester," ujar Fiqi.

Padahal, perbedaan biaya antara kelas subsidi dan swadana cukup substansial. Uang masuk kelas subsidi berkisar Rp 4 juta-Rp 6 juta, dengan biaya kuliah Rp 700.000 per semester. Biaya masuk kelas swadana mencapai Rp 7 juta-Rp 8 juta plus sumbangan Rp 2,5-Rp 10 juta dengan biaya kuliah berkisar Rp 2 juta per semester.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa UNY Pidi Winata menambahkan gejala komersialisasi kampus ini harus segera dihentikan. "Kami juga akan berdemonstrasi ke Jakarta pada tanggal 20 Oktober nanti, untuk menuntut Presiden SBY agar tidak memilih menteri pendidikan yang proliberalisasi pendidikan," katanya.

Mahasiswa pun ditemui oleh Pembantu Rektor III Herminarto Sofyan. Kepada wartawan, Herminarto menyatakan biaya kuliah yang diterapkan saat ini masih masuk dalam kategori rasional. Hal itu sesuai dengan kebutuhan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan mahasiswa selama menempuh studi. (ENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com