Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UrbanFest 09 Terlalu Cepat Berakhir, Industri Kreatif Mulai Menggeliat

Kompas.com - 26/10/2009, 02:36 WIB

 

 

 

JAKARTA, KOMPAS.com-Ribuan anak muda, bahkan juga kalangan orangtua dan anak-anak, sepanjang Minggu (25/10) memadati Pasar Seni Ancol, Jakarta. Areal seluas 4 hektar tumpah ruah. Semenjak Minggu pagi hingga malam hari, pengunjung datang-pergi silih berganti. Turun panggungnya band DMasiv pukul 22.00 WIB, setelah tampil 15 menit, menandai berakhirnya gelaran UrbanFest 09.

Namun sebelumnya, prosesi upacara penutupan diawali pertunjukan menarik dari tim perkusi dan tim Ganiati puluhan anak muda berpakaian unik dan menarik, yang membawa bola dunia sebagai lambing anak muda yang tidak berhenti berkreativitas untuk dikembalikan ke pihak penyelenggara (Kompas Gramedia, Ancol, Radio Prambors, dan Institut Kesenian Jakarta).

"Belum puas banget menikmati, UrbanFest sudah ditutup. Waktu dua hari buat gelaran budaya anak muda perkotaan ini, terlalu pendek . UrbanFest tahun depan, agar dipertimbangkan waktu penyelenggaraan, diperpanjang menjadi tiga atau empat hari," kata Shilda Senora, pengujung UrbanFest asal Kota Tangerang, Provinsi Banten.

Sejumlah pengunjung lain yang dimintai pendapatnya secara terpisah, juga menyampaikan hal senada. Minimal tiga atau empat hari. Dua hari tertalu cepat berlalu. Karena pengunjung tak hanya sebagai menonton, tapi juga mengikuti workshop, kata Sarwoto, remaja asal Bekasi.

Atau seperti dikatakan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, saat membuka UrbanFest, Sabtu (24/10), UrbanFest kalau bisa tidak digelar sekali setahun. Terserah mau dua atau tiga kali setahun, tergantung kreativitas anak muda. A palagi, UrbanFest adalah ajang anak muda; dari anak muda, oleh anak muda, dan untuk anak muda.

UrbanFest mendapat perhatian kalangan anak muda, karena menyajikan street artventure dengan nuansa baru yang belum pernah dilakukan di Pasar Seni Ancol . UrbanFest memotret kegairahan ekspresi berbagai komunitas perkotaan, mulai dari ekspresi budaya dan berkesenian, permainan sampai olahraga ekstrim. Carnival dance, musif performance, street fest, art exhibition, pemutaran film, game, sport arena, urban food, hingga workshop/street talk.

Walaupun waktu pagelaran UrbanFest dinilai singkat, namun sepanjang dua hari penyelenggaraan, ternyata stan-stan industri kreatif anak muda, tampak menggeliat. Menawarkan sesuatu yang spesial, unik, dan menarik.

Seperti stan Howling Wolf, yang menjual merchandise musik seperti kaos, jaket, topi, sepatu, patch, pin, CD, vinyl (piringan hitam) dari band-band lokal maupun luar negeri. Howling Wolf yang ada di UrbanFest, ternyata didirikan Sammy dan Arian 13, dua personil dari band Seringai, atas kecintaan mereka pada musik pada bulan Juli 2009.

Merchandise yang band-band lokal seperti Burgerkill, Dead Squad, Efek rumah Kaca, Pure Saturday, Seringai, Komunal, dan lain-lain tersedia di sini. "Sedangkan mencahandise band luar negeri seperti Pink Floyd, Slayer, Motorhead, Corrupted, Rolling Stones, dan lain-lain," kata penjaga stan.

Direktur Utama Radio Prambors Imran Amin mengatakan, beragam karya kreatif anak muda dalam bidang seni, budaya, dan olahraga patut mendapat dukungan.

Meski UrbanFest berakhir, Pameran Foto Kontemporer Urbantopia terus berlanjut hingga 15 November 2009.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com