Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OPSI, Satu "Pintu" Menuju Olimpiade Internasional

Kompas.com - 18/11/2009, 13:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2009 digelar sebagai pengganti Lomba Penelitian Ilmiah Remaja (LPIR), yang menyaring dan membentuk "bank pemenang" atau semacam tim all stars yang dipersiapkan untuk mengikuti berbagai olimpiade internasional.

Dengan tampilan yang lebih baru dari LPIR, OPSI dikemas dengan perpaduan antara konsep olimpiade internasional INEPO atau International Environmental Project Olympiad dan ICYS atau International Conference of Young Scientists.

Menurut Suharlan, Kepala Seksi Bakat dan Prestasi Siswa Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, ada dua model penilaian penelitian yang selama ini dijadikan acuan. Pertama adalah penampilan poster dan hasil penelitian, yang ditambah dengan sedikit wawancara atau dialog. Penilaian kedua hanya akan berdasarkan presentasi atau wawancara. 

"Di sini kami memadukan keduanya, karena selain kemampuan teknis kami bisa memberikan apresiasi lebih kepada siswa, khususnya dalam hal kemampuan Bahasa Inggris, sebab nantinya mereka akan terjun di kancah internasional," ujar Suharlan.

Selama tiga hari sejak Rabu (18/11) hingga Jumat (20/11), ke-89 peserta OPSI dari berbagai sekolah dan daerah ini akan berkompetisi. Pemenangnya, kata Suharlan, berhak mengikuti training center (TC) menghadapi olimpiade-olimpiade internasional di bidang ekologi dan sains.

"Jumlahnya tergantung kebutuhan, karena event olimpiade internasional itu bermacam jenis dan bidang, baik itu matematika, biologi, kimia atau fisika," tambahnya.

Nantinya, lanjut Suharlan, OPSI menjadi penyaringan resmi untuk mengikuti olimpiade tingkat internasional. Laiknya wadah Olimpiade Sains Nasional (OSN), OPSI akan menjadi "bank pemenang" bagi siswa-siswi berprestasi dalam penelitiannya.

Alhasil, tambah Suharlan, tidak akan ada lagi keikutsertaan tim siswa Indonesia ke berbagai event olimpiade berskala internasional jika tidak melalui seleksi OPSI.

"Supaya fair, agar semua siswa dari seluruh pelosok Indonesia bisa punya hak yang sama. Kita ingin agar OPSI ini bisa menjadi kultur meneliti, tidak semata mengejar prestasi emas," ucap Suharlan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com