Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kewirausahaan Tidak Akan Menambah Beban Guru

Kompas.com - 19/11/2009, 14:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengajaran kewirausahaan bisa dilakukan secara menarik. Syaratnya, harus sesuai dengan kegiatan siswa sehari-hari dan memanfaatkan segala potensi yang ada di sekitarnya.

Demikian hal itu diungkapkan oleh pengamat pendidikan yang juga Pengurus Yayasan Cahaya Hati Henny Supolo Sitepu, Kamis (19/11), terkait kesiapan para guru dan pola pikirnya dalam menghadapi kebijakan Departemen Pendidikan Nasional menerapkan kurikulum kewirausahaan mulai di jenjang pendidikan dasar hingga menengah pada 2010 mendatang.

Henny mengatakan, data potensi lingkungan tersebut antara lain minat dan potensi siswa, profesi orangtua, potensi sosial di lingkungan sekitar sekolah, potensi alam dan lingkungan sekolah, serta jejaring sosial yang dimiliki seluruh pemangku kepentingan di sekolah tersebut.

Dari data potensi tersebut, lanjut Henny, guru bisa memilih jenis kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kewirausahaan siswa.

"Kegiatan yang bisa dilakukan antara lain cerita pengenalan profesi yang mengupas arti belajar dan perjuangan dalam pengembangan profesi tersebut dari seorang praktisi," ujarnya.

Inspiratif

Henny melanjutkan, cerita orang-orang sekitar yang membawa inspirasi perbaikan dalam berbagai latar belakang sangat diperlukan. Selain itu, membuat contoh kegiatan off air seperti hari "loak" pun sangat cocok untuk siswa.

"Mereka mengumpulkan barang bekas dan menjualnya setelah melakukan perkiraan harga, letak dan jenis pasar, atau pertimbangan-pertimbangan lainnya," kata Henny.

Masih banyak contoh lain, ujar Henny, yang bisa dilakukan oleh guru untuk mendukung pembelajaran kewirausahaan. Namun yang terpenting, tambahnya, semua harus dilakukan secara bersama dan menyenangkan antara guru dan siswa. 

"Dan untuk bisa seperti itu, harus dipilih kegiatan yang sederhana dan disukai oleh siswa," ujarnya, menyarankan.

Kegiatan itu pun harus bisa dikaitkan dengan mata pelajaran atau bidang studi lainnya seperti Matematika, Bahasa Indonesia, ilmu sosial, bahkan agama, jika mengenai nilai-nilai kehidupan.

"Jika penerapannya terintegrasi dengan mata pelajaran tertentu, kegiatan-kegiatan semacam itu tentu tidak menambah beban guru bidang studi, apalagi kegiatan ini sangat menuntut keterlibatan siswa," tambahnya. 

Intinya, lanjut Henny, apapun yang diberikan dalam kurikulum harus bisa disampaikan melalui kegiatan sehari-hari siswa dan diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran. Siswa tetap belajar sesuai bidang studi, mental dan kecakapan entrepreneurship mereka pun kian mumpuni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com