Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS: Tak Satu Sen Pun Dana Century Masuk Parpol!

Kompas.com - 26/11/2009, 17:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), selaku pemegang saham utama Bank Mutiara (sebelumnya Bank Century), memastikan dana talangan yang dikucurkan kepada Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun tidak digunakan untuk keperluan tim sukses partai politik tertentu. "Saya pastikan 1 sen pun enggak ada yang dikasih ke parpol atau tim sukses mana pun," ujar Direktur Eksekutif LPS Firdaus Djaelani, saat jumpa pers kinerja keuangan Bank Mutiara, di Jakarta, Kamis (26/11).

Namun, Firdaus mengakui, aliran dana yang keluar dari Bank Century memang sulit untuk diketahui tujuannya. Pasalnya, biasanya aliran dana tersebut tidak langsung menuju tujuan akhirnya, tetapi mampir ke rekening bank lain.

"Bisa saja kan mereka (pemilik rekening) transfer ke rekening bank lain, kemudian digunakan dananya digunakan untuk itu (kampanye). Kalau bank lain kita enggak tahu, tapi insya Allah enggak ada juga," kata Firdaus.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Mutiara Maryono menambahkan, dari total dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun saat ini pihaknya telah menggunakannya sebesar Rp 4,6 triliun. Dana sekitar Rp 300 miliar digunakan untuk memenuhi syarat Giro Wajib Minimum, sebesar Rp 300 miliar untuk interbank, dan sisanya sebesar Rp 4 triliun untuk memenuhi kewajiban Bank Century kepada nasabah.

"Yang Rp 4 triliun itu untuk memenuhi kewajiban kepada nasabah yang melakukan penarikan, ada juga yang depositonya sudah jatuh tempo. Partai politik, menurut penelitian kami tidak ada," jelas Maryono.

Maryono memaparkan, per tanggal 21 Desember 2008, jumlah deposito yang jatuh tempo mencapai Rp 1 triliun. Namun, setelah Bank Century melakukan pendekatan kepada para nasabah, hanya sekitar 45 persen nasabah yang mencairkan dananya.

Pembayaran tersebut dilakukan terhadap para nasabah yang memiliki dana di bawah Rp 2 miliar dengan total nasabah sebanyak 8.250 rekening. "Itu dari November sampai Desember (2008)," katanya.

Adapun, untuk 328 nasabah lainnya merupakan nasabah besar dengan nilai dana rata-rata Rp 5 miliar, juga untuk periode November-Desember 2008. "Totalnya sekitar Rp 1,8 triliun dan yang paling besar BUMN," ujarnya.

Sedangkan sisa kucuran dana sekitar Rp 2,2 triliun, tambah Maryono, hingga kini disimpan dalam bentuk surat utang atau instrumen Bank Indonesia lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com