Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kain Batik China Masuk Pasar Klewer

Kompas.com - 12/01/2010, 03:41 WIB

SOLO, KOMPAS.com — Produk kain batik berasal dari China menyerbu Pasar Klewer Solo, Jawa Tengah, sejak beberapa hari lalu terkait dengan pelaksanaan Free Trade Agreement ASEAN-China.

Seorang pemilik pabrik kain batik, PT Merak Manis, Bambang Slameto, di Solo, Senin (11/1/2010), mengatakan, kain batik produk China itu relatif belum banyak yang masuk ke Pasar Klewer.

Pasar Klewer selama ini dikenal sebagai pusat perdagangan tekstil terbesar di Jateng.

Sebenarnya, katanya, masuknya kain batik produk China itu ke pasar setempat tidak menjadi masalah asalkan para pedagang bersatu dan mampu bersaing dengan produk luar negeri itu.

"Bagi kami sebenarnya tidak ada masalah karena kain batik asal China itu motifnya tidak bagus, kasar, dan kainnya kalau dipakai terasa panas di badan, sedangkan kain batik di Solo motifnya cukup bagus, begitu juga kualitasnya. Kami tidak mengerti kalau orang di luar Solo, seperti Jakarta yang kurang begitu paham mengenai batik," katanya.

Ia mengatakan, sebenarnya kain batik produk China itu, pada era 1980-an sudah beredar di Pasar Klewer, tetapi tidak begitu laku seperti saat ini.

"Asalkan para pedagang batik di Solo mau bersatu dan bersaing secara sehat, tidak ada masalah untuk menghadapi membanjirnya barang-barang tekstil asal China ini," katanya.

Ia mengaku, hingga saat ini masih memiliki kain batik produk China dan menyimpannya secara baik untuk dibandingkan dengan produk setempat.

"Saya masih punya kain batik buatan China itu dan saya simpan, bisa dibandingkan dengan buatan kita, baik mengenai motif maupun kainnya, masih tetap unggul milik kita," katanya.

Ia menyatakan pentingnya pengusaha batik Solo semakin sadar terhadap kebutuhan suatu wadah atau perkumpulan pengusaha industri itu untuk menghadapi persaingan pasar bebas.

Wadah bagi pengusaha batik setempat, katanya, akan memudahkan pembangunan suatu gerakan untuk menghadapi perdagangan bebas.

"Sekarang sudah tidak pada zamannya lagi para pengusaha maju sendiri-sendiri," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com