Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Hadapi Serbuan Perguruan Tinggi Asing?

Kompas.com - 20/01/2010, 13:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gencarnya perguruan-perguruan tinggi asing berpromosi dan mengundang calon-calon mahasiswa menghadiri pameran pendidikan tinggi luar negeri hingga ke sekolah-sekolah merupakan sesuatu yang wajar, tetapi harus segera disikapi dengan upaya serius untuk memperbaiki diri.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan  Nasional, angka partisipasi aktif perguruan tinggi saat ini baru 18 persen. Secara kebutuhan, hal itu masih tinggi sehingga banyak perguruan tinggi baru yang muncul untuk memenuhinya.

"Secara otomatis, peluang itu juga dibaca oleh instansi pendidikan di luar negeri, apalagi regulasi pemerintah sekarang mengikuti perkembangan globalisasi yang membuka peluang itu lebar-lebar," ujar Rektor Universitas Bina Nusantara Prof Dr Harjanto kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (20/1/2010).

Harjanto mengatakan, belakangan ini walaupun secara fisik wujud instansi-instansi tersebut belum ada, programnya sudah bisa dinikmati melalui kerja sama atau online learning di beberapa perguruan tinggi.

"Menurut saya, ini sesuatu yang wajar karena menurut WTO pun pendidikan sudah menjadi bagian dari perdagangan. Kini tinggal kita yang di dalam negeri siap atau tidak menghadapinya?" ujarnya.  

Seperti diberitakan sebelumnya, perguruan tinggi swasta (PTS) saat ini semakin terdesak. Persaingan tidak saja dengan lebih dari 2.600 PTS atau PTN yang membuka berbagai program masuk, yang dosen dan fasilitasnya dibiayai oleh negara, tetapi juga perguruan tinggi asing yang kian gencar berpromosi, yang bisa mengancam eksistensi PTS di Indonesia. 

Pakar branding dan Direktur Etnomark Consulting Amalia E Maulana, Selasa (19/2/2010) di Jakarta, mengemukakan, PTS agar bisa terus eksis harus dapat menarik minat banyak calon mahasiswa baru dan harus berhasil mentransformasikan konsumen dari sekadar teman menjadi sahabat kental atau kekasih.

"Konsumen yang sudah menjadi sahabat kental akan menjadi brand ambassador bagi universitas," katanya.

Amalia mengingatkan, PTS jangan memperlakukan mahasiswa sebagai sekadar produk. Manajemen PTS harus secara terus-menerus memastikan kepuasan pelanggan tercapai pada setiap tahapan interaksi dengan universitas. Jika kedekatan customer-brand sudah mencapai tingkat sahabat kental,  brand perguruan tinggi itu akan selalu diusungnya.

Sementara itu, menurut Humas Universitas Indonesia Vishnu Juwono, fenomena tersebut saat ini merupakan konsekuensi dari globalisasi di dunia pendidikan. Dia mengatakan, UI sudah siap menghadapi kondisi tersebut dengan membuktikan diri lewat berbagai prestasi yang diraihnya sebagai peringkat 5 besar di Asia Tenggara dan 34 besar Asia.

"Ini sesuatu yang wajar dan kita mau tak mau memang harus menghadapi persaingan itu," tambah Vishnu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com