Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggulkan Potensi Sendiri, Baru Bersaing....

Kompas.com - 20/01/2010, 15:24 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan perguruan tinggi di Indonesia semakin terdesak, khususnya swasta, yang tidak hanya akan bersaing dengan lebih dari 2.600-an PTS lainnya dan PTN, melainkan juga serbuan perguruan tinggi asing yang kian gencar berpromosi untuk menjaring calon mahasiswa dengan menggelar pameran pendidikan tinggi luar negeri ke sekolah-sekolah.

Salah satu gencarnya promosi tersebut dirasakan, misalnya, oleh Ratna Hapsari, salah seorang guru di SMA Negeri 6 Jakarta. Dia mengatakan, kendati tahun ini semua siswa ditargetkan bisa masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) melalui penyaringan Ujian Masuk Bersama (UMB) atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), nyatanya, anak-anak di sekolahnya lebih banyak yang melanjutkan sekolah ke luar negeri.

"Karena setelah dihitung-hitung biayanya tidak beda-beda jauh. Selain itu, kalau di luar negeri itu kan ada poin lebihnya, yaitu di bidang bahasa," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (20/1/2010), menanggapi kian gencarnya promosi perguruan-perguruan tinggi asing ke Indonesia belakangan ini.

Tahun lalu, kata Ratna, sekitar 70 persen siswa masih masuk ke PTN. Sementara 20 persen lainnya banyak yang kuliah ke luar negeri.

"Khususnya ke Singapura, Malaysia, dan Australia," tambah Ratna.

Memang, menurut data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan  Nasional, angka partisipasi aktif perguruan tinggi saat ini baru 18 persen. Secara kebutuhan, hal itu masih tinggi sehingga banyak perguruan tinggi baru yang muncul untuk memenuhinya.

Secara otomatis, peluang itu juga dibaca oleh instansi pendidikan di luar negeri. Apalagi, regulasi pemerintah sekarang telah mengikuti perkembangan globalisasi yang membuka peluang itu semakin lebar. Maka, walaupun secara fisik wujud instansi itu belum ada di sini, programnya sudah bisa dinikmati melalui kerjasama atau online learning.

"Menurut saya, ini sesuatu yang wajar karena menurut WTO pun pendidikan sudah menjadi bagian dari perdagangan. Kini tinggal kita yang di dalam negeri siap atau tidak menghadapinya?" ujar Rektor Universitas Bina Nusantara (Binus) Prof Dr Harjanto.

Dia menambahkan, mau tidak mau, perguruan tinggi di Indonesia harus siap menghadapinya. "Pasti ada keungulan-keunggulan yang kita miliki, begitu juga mereka (perguruan tinggi asing). Kalau tidak kuat, kita bisa bersinergi atau mengembangkan potensi yang sudah kita miliki," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com