Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Butuh Dukungan

Kompas.com - 27/01/2010, 13:12 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Menghadapi penerapan perjanjian perdagangan bebas atau FTA antara ASEAN-China, pelaku usaha membutuhkan dukungan riil dari pemerintah daerah. Dukungan ini perlu karena produktivitas pelaku industri belum sepenuhnya pulih dari krisis global.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Jawa Tengah Djoko Wahjudi seusai pertemuan tahunan perbankan 2010 di Kantor Bank Indonesia Semarang, Selasa (26/1), di Semarang, mengungkapkan, pemerintah daerah harus membantu para pelaku industri. Dalam perdagangan bebas ini industri tekstil dan produk tekstil yang akan sangat terkena dampaknya sebab produktivitasnya masih belum 100 persen pulih.

Selama ini kebijakan pemerintah masih belum mendukung. Soal upah minimum, misalnya, tidak sebanding dengan angka inflasi.

"Upah minimum kabupaten (UMK) di Kota Semarang naik 12 persen, padahal laju inflasi Jateng hanya 3,3 persen. Program pemerintah untuk merevitalisasi mesin tekstil juga belum maksimal," kata Djoko.

Oleh karena itu, pemda perlu membuat kebijakan riil yang dapat dirasakan langsung oleh pelaku usaha serta perlu memberikan proteksi di tingkat lokal.

Sulit mendapat modal

Sementara itu, Kepala Dinas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Provinsi Jateng Abdul Sulhadi mengakui ekonomi biaya tinggi masih menjadi momok para pelaku usaha. Selama ini UMKM kesulitan mengakses bantuan permodalan.

"Mau tidak mau pelaku UMKM harus siap dan harus ekspansif. Selain meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi pasar ekspor, UMKM juga akan dilatih mengenai prosedur ekspor," kata Sulhadi.

Dia berharap perbankan lebih ekspansif menyalurkan kredit untuk permodalan, terutama untuk UMKM.

Pemimpin Bank Indonesia Semarang Zaeni Aboe Amin mengungkapkan, pihak perbankan pasti sudah mengantisipasi dampak dari terjadinya FTA. "Saya optimistis tahun 2010 penyaluran kredit akan tumbuh sebesar 25-20 persen," ujar Zaeni. (uti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com