Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai-nilai Harus Dipraktikkan di Sekolah

Kompas.com - 02/02/2010, 23:08 WIB

DEPOK,KOMPAS.com- Pembangunan sosial budaya yang telah dilakukan oleh pemerintah memiliki beberapa pengertian, salah satunya pembangunan yang outputnya bukan uang atau barang, tetapi peningkatan kualitas manusia dan kesejahteraan sosial, misalnya melalui sektor pendidikan.

Pada kenyataannya, pembangunan sektor sosial budaya belum mencukupi, karena belum mencakup pembangunan budaya atau nilai-nilai dalam arti yang sebenarnya. "Apakah pembangunan sosial budaya melalui sektor pendidikan kita saat ini mampu mengembangkan kreatifitas ilmiah atau kemandirian manusia Indonesia?," ujar sosiolog dari Fisip Universitas Indonesia Paulus Wirutomo yang menjadi pembicara dalam seminar Menggagas Pembangunan Ekonomi Politik dalam Kerangka Keindonesiaan di Kampus Fisip UI, Depok, Selasa (2/2/2010).

Oleh pemerintah, kata Paulus, pembangunan sosial budaya, seringkali diasumsikan dapat terjadi dengan sendirinya sebagai akibat dari pembangunan ekonomi, semisal meningkatnya etos kerja, profesionalisme, kewirausahaan dan lain-lainnya.

"Asumsi ini sebagian benar, akan tetapi pemerintah perlu juga mewaspadai bahwa pembangunan fisik dan ekonomi sering juga menghasilkan dampak sosial budaya negatif seperti hedonisme, individualisme, melemahnya kemandirian bangsa hingga menguatnya mental ketergantungan pada produk asing seperti yang terjadi saat ini," kata Paulus.

Untuk itu, pemerintah tidak boleh menganggap hal ini sekadar sebagai social cost yang wajar dan harus diterima. Kondisi ini, lanjut dia, harus dilawan dengan pembangunan nilai-nilai yang sebaik-baiknya.

"Yaitu pembangunan nilai-nilai yang seyogiayanya diarahkan pada tujuan utama dari pembangunan kualitas manusia dan interaksi manusia seperti nilai-nilai keadilan, kerukunan, kepedulian, kemandirian, kejujuran, serta sinergi," ucapnya.

Tetapi, sambung Paulus, nilai-nilai tersebut harus didefinisikan secara praktis atau operasional yang ditanamkan oleh institusi pendidikan kepada anak-anak didiknya. "Pokoknya tidak dalam kerangka teori seperti ceramah atau penataran, tetapi dengan tindakan seperti kegiatan olahraga, kesenian, lingkungan dan lain-lainnya," tambah Paulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com