Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketegaran Hati Seorang Melanie Subono

Kompas.com - 05/02/2010, 15:25 WIB

Penampilannya segar dan eksentrik. Tak kentara bahwa Melanie Subono (33) sedang bertarung melawan tumor rahim. Selama 16 tahun penyakit itu diidapnya. Ia harus bolak-balik operasi untuk pengangkatan tumor.

Putus asa? "Aku harus bisa menerima kenyataan karena kata dokter, tubuh saya rawan tumor, terutama di bagian perut. Sampai sekarang belum ada penjelasan pasti soal penyebab tumor. Jadi, ya, jalani aja semuanya," ujar putri promotor musik kenamaan Adrie Subono itu. Ia berkisah saat talk show di acara Kompas Gramedia Fair (KGF) di Jogja Expo Center, Selasa (2/2) malam.

Di sana, Melanie berbagi soal dirinya, terutama penyakit yang membuatnya divonis sulit hamil itu. Tiga bulan lalu, ia menjalani operasi tumor seberat 5 kilogram. Lima belas hari dirawat di Rumah Sakit Elizabeth Singapura.

Operasi menghentikan aktivitasnya lebih dari dua bulan. Masa istirahat tak membuatnya malas. Ia justru menyelesaikan satu album rock kompilasi dan satu biografi seorang musisi.

"Rencananya album akan diluncurkan Maret. Bukunya masih dinegosiasikan dengan penerbit," kata penyanyi yang konsisten di jalur musik rock itu.

Belasan tahun sudah ia mengalami masalah datang bulan. Awalnya ia anggap biasa saja, hingga akhirnya menjalani operasi. Bertahun- tahun ia minum obat. Ternyata penyakit itu menggerogoti tubuhnya.

Meskipun sulit menghindar dari tumor, Melanie tegar. "Aku tidak mungkin tampil sedih di sana-sini. Aku harus tegar," kata Duta Komisi Nasional (Komnas) Perempuan itu. Komnas Perempuan banyak mengurusi persoalan perempuan di Tanah Air.

Pada talk show yang dipandu Tia, penyiar Radio Sonora Yogyakarta, itu, sejumlah pengunjung menyarankan Melanie menuliskan buku. "Kalau dibukukan pasti dibaca banyak orang dan menjadi inspirasi bagi orang-orang senasib," kata Obi, seorang pengunjung.

Produktif menulis

Tak hanya curhat soal penyakit, Melanie berbagi pengalaman soal kebiasaannya menulis. Dua buku ditulisnya. Satu buku berjudul Ouch. Satunya lagi biografi seorang musisi. Buku Ouch berkisah tentang petugas penghubung atau liaison officer (LO).

Meski mengantongi nama besar ayahnya, yang kondang sebagai promotor, tidak membuat dia gampang menembus percetakan buku. Pada buku pertama, tiga percetakan menolaknya.

"Bagi gue, penolakan itu tantangan unik. Kalau mulus-mulus saja, hidup jalan datar saja," ujar perempuan kelahiran Hamburg, Jerman, 20 Oktober 1976, itu.

Di tengah panggung KGF, ia berkisah sulitnya menembus industri rekaman. Yang terakhir adalah sebuah lagu garapannya yang memakai video klip 30 wanita hebat Indonesia, seperti Marsinah (buruh arloji yang tewas ketika memperjuangkan nasib) dan Suciwati (istri pejuang hak asasi manusia Munir).

"Bagi gue, mereka adalah orang-orang hebat. Tapi, pandangan gue itu ternyata beda dengan industri rekaman. Selama ini, mereka cenderung menyuguhkan klip dengan model cantik-cantik," kata dia. Melanie memang tegar. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com