Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boleh Juga Nih, Kompor Batik

Kompas.com - 10/02/2010, 10:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Membatik sebuah proses panjang. Tentu tidak sekadar batik cap atau printing, tetapi seni batik tulis. Kompor untuk mencairkan malam atau lilin batik menjadi modal yang mesti disiapkan.

Namun, apa jadinya ketika kompor mungil itu harus terus membutuhkan minyak tanah sebagai bahan bakarnya? Minyak tanah semakin sulit diperoleh. Andaikan dapat diperoleh, harganya sudah melambung tinggi.

Perajin batik tentu tidak membayangkan, betapa harga minyak tanah menjadi pengeluaran tersendiri dalam proses membatik yang sangat gede. Terdorong oleh kebutuhan itu, Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta yang berada di bawah pembinaan Kementerian Perindustrian menciptakan terobosan baru dengan menciptakan kompor listrik mungil khusus untuk kerajinan batik.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Fauzi Azis di sela-sela pameran batik Yogyakarta di lobi Kemenperin, Jakarta, Rabu (10/2/2010), mengklaim, "Kompor batik ini lebih hemat dibandingkan penggunaan minyak tanah."

Lebih hemat, kok bisa? Fauzi mendapatkan informasi bahwa kompor itu memang menggunakan energi listrik. Akan tetapi, kalau dihitung-hitung, kompor tersebut cuma membutuhkan biaya listrik Rp 9.000 per bulan. Harga kompornya cuma sekitar Rp 150.000 per unit.

Wah, kalau dibandingkan dengan minyak tanah yang harganya sudah mencapai sekitar Rp 10.000 per liter, tentulah lebih hemat. Namun, gimana kalau listriknya byarpet melulu...?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com