Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberkan Karya Ilmiah Aslinya, Baru Dikukuhkan

Kompas.com - 24/02/2010, 13:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mencapai jenjang guru besar, karya ilmiah harus dibeberkan dan diberikan dalam bentuk aslinya, bukan lagi foto kopi. Untuk doktor atau guru besar, publikasinya mutlak harus masuk dulu ke dalam sebuah jurnal terbuka atau dipublikasikan ke komunitas-komunitas akademis terkait bidangnya.

Demikian dikatakan Rektor Universitas Bina Nusantara Prof Dr Ir Harjanto Prabowo kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (24/2/2010), menanggapi kian maraknya aksi plagiarisme akademik di perguruan tinggi yang kini dilakukan bukan lagi oleh mahasiswa, melainkan justru dosen dan guru besar tanpa proses hukum yang jelas.

"Harus dipublikasikan di sebuah media yang bisa dilihat bahkan sampai ke seluruh dunia, dari situ akan terlihat menjiplak atau tidak. Di Indonesia kita lebih banyak direpotkan oleh persoalan administratif, namun yang lebih teknis justeru tidak," ucap rektor yang kerap disapa Prof Har ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, selama ini sanksi terhadap pelaku penjiplakan hanya berupa sanksi administratif dan sanksi akademis yang sangat ringan. Jika pelakunya dosen, misalnya, hanya dikenai sanksi akademis atau sanksi administratif berupa pernyataan tidak puas dari pimpinan, teguran lisan, teguran tertulis, penundaan kenaikan pangkat, penurunan pangkat, atau pencopotan jabatan.

Secara terpisah, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, lebih penting dari sanksi adalah menciptakan sistem yang tidak memungkinkan terjadinya penjiplakan. Salah satunya melalui pembentukan kelompok keahlian antarperguruan tinggi.

Setiap karya ilmiah, terutama untuk tesis, disertasi, atau persyaratan guru besar, harus dibaca dan dibahas kelompok ahli sehingga kemungkinan terjadinya penjiplakan semakin kecil. Wakil Mendiknas Fasli Jalal mengatakan, sanksi bagi pelaku penjiplakan selama ini diserahkan kepada perguruan tinggi masing-masing.

Sementara itu, kembali menurut Prof Har, penjiplakan memang masih merupakan "pekerjaan rumah" yang sulit diberantas. Dia mengatakan, selama seorang dosen atau guru menganggap penelitian hanya sebagai cara naik jenjang dan meningkatkan pendapatannya dari tunjangan, penelitian bukanlah sesuatu yang penting dan dipentingkan sehingga peluang melakukan penjiplakan pun semakin tinggi.

"Yang dilihat dari seorang guru besar itu pemikiran-pemikirannya yang bisa dituangkan lewat karya-karya ilmiahnya, untuk itu salah satu caranya adalah karya tersebut harus dipublikasikan sebelum dikukuhkan sebagai guru besar," tambah Prof Har.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com