Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jatim: Tangkap Pengedar Gula Impor!

Kompas.com - 02/03/2010, 20:58 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta pihak kepolisian menangkap pengedar gula impor. "Sampai sekarang gula impor itu masih di dalam gudang. Kalau sampai ada yang mengedarkan, kami minta polisi untuk menangkapnya," katanya saat memberikan sambutan pada Rakernas Asosiasi Bappeda se-Indonesia di Surabaya, Selasa (2/3/2010).

Gubernur melarang kunci gudang gula impor dibuka sebelum ada kesepakatan harga hingga di tingkat pengecer. "Sampai sekarang belum ada kesepakatan harga gula impor mulai dari D-1 (distributor-1) hingga D-5. Selama belum ada kesepakatan, kami melarang gula impor diedarkan," tegas Soekarwo.

Harga gula di pasaran saat ini Rp 10.200 per kilogram, sedangkan pihak distributor meminta harga jual gula impor sampai di tingkat pengecer sebesar Rp 14.700 per kilogram. Padahal, tujuan mendatangkan gula dari Thailand salah satunya adalah untuk mengendalikan harga gula di pasaran yang sampai sekarang masih berada di level Rp 10.200 per kilogram. "Oleh sebab itu, kami melakukan intervensi di pasar agar harga gula bisa dikendalikan," kata Soekarwo yang baru saja pulang dari umrah itu.

Intervensi itu salah satunya disebabkan karena produksi gula di Jatim mengalami surplus. Pada 2009, produksi gula di Jatim mencapai 1,1 juta ton, sedangkan kebutuhan konsumsi untuk masyarakat di daerah itu hanya 400.000 ton selama satu tahun.

Beberapa waktu lalu PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X telah mengimpor 10.000 ton gula dari jatah impor seluruhnya sebanyak 35.500 ton. Gula tersebut masih tersimpan di kompleks pergudangan Tambak Langon, Surabaya. Selain itu, PTPN XI juga bersiap-siap menunggu kedatangan 49.450 ton gula dari Thailand dari jatah impor 103.500 ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com