Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesehatan Wanita Masuk Kurikulum Kedokteran

Kompas.com - 04/03/2010, 10:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Seiring perkembangan zaman, banyak sekali masalah kesehatan wanita yang muncul dan belum tertangani dengan baik, termasuk tingginya angka kehamilan  wanita usia muda, tingginya angka kematian ibu melahirkan, tingginya angka abortus bayi hingga masalah kekerasan rumah tangga.

Tentu saja, banyak masalah kesehatan lain yang perlu menjadi perhatian seperti diabetes saat kehamilan, penyakit infeksi HIV/AIDS pada wanita, hingga penyakit kronis seperti kanker serviks.

Mengapa prevalensi problem kesehatan wanita ini masih tinggi? Padahal di zaman yang sudah bisa dibilang maju ini, banyak wanita sudah bekerja dan bisa mandiri? Salah satu penyebab tingginya angka permasalahan wanita ini dikarenakan karena minimnya pengetahuan serta kepedulian terhadap wanita serta permasalahan pada diri mereka.

Tak dapat dipungkiri, wanita masih seringkali dianggap nomor dua setelah para pria. Banyak sekali permasalahan pada wanita yang harusnya lebih diperhatikan di tengah kuatnya stigma masyarakat bahwa posisi wanita adalah perawat bagi para laki-laki. Persepsi dan permasalahan inilah yang harus mulai serius diperhatikan dan dikaji.

Isu seputar Women's Health ini juga menjadi perhatian khusus Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Masalah kesehatan wanita dirasa perlu untuk diangkat dan dimasukkan ke dalam modul pengajaran kurikulum pendidikan dokter spesialis penyakit dalam. Sehingga nantinya, dokter spesialis penyakit dalam akan memiliki kompetensi yang baik dalam menangani masalah termasuk problem kesehatan wanita.

Insiatif memasukkan isu kesehatan wanita dalam kurikulum kedokteran spesialis terungkap pada hari Selasa (2/3/2010) kemarin dalam suatu acara diskusi yang didukung  tim Women's Health Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tim itu diketuai oleh Prof.Zubairi Djoerban, Sp.Pd dan Dr.dr.Siti Setiati,Sp.PD, sebagai ketua program modul bersama. Dalam acara itu juga hadir Prof.Dr.Rosalia Sciortino yang merupakan Associate Professor Institute of Population and Social Research di Mahidol University, Bangkok, Thailand, sebagai pembicara. 

Prof Rosalia menerangkan, permasalahan wanita ini masih harus dieksplorasi lebih dalam dan harus mendapatkan perhatian lebih karena masih kurangnya perhatian sehingga perlu ditingkatkan awareness terhadap kesehatan wanita.

Ia menyatakan, data setiap negara untuk masalah pada wanita  merupakan hal yang sangat penting, di mana tiap negara memiliki masalah yang berbeda untuk permasalahan  wanita. Dari data, akan dapat diketahui prevalensi masalah yang ada dan mana yang merupakan masalah utama.

Keputusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang memasukkan Women's Health sebagai salah satu modul yang harus dimiliki sebagai kompetensi seorang dokter spesialis penyakit dalam sangat didukung oleh Rosalia.

Karena dengan demikian, selain seorang dokter lebih memperhatikan masalah wanita yang sangat kompleks ini,juga diharapkan bisa terjadi perubahan di masa depan sehingga perlahan tapi pasti permasalahan yang sering dihadapi para wanita ini bisa diperbaiki dan bisa diatasi.

dr.Intan Airlina Febiliawanti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com