Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gula Impor Tertahan

Kompas.com - 05/03/2010, 13:49 WIB

Surabaya, Kompas - Pekan ini sebanyak 15.000 ton gula impor tahap kedua milik PT Perkebunan Nusantara X tiba di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Meski demikian, puluhan ribu ton gula impor tersebut belum bisa didistribusikan karena izin penyaluran gula dari Gubernur Jawa Timur belum turun. Demikian pula dengan 10.000 ton gula impor yang tiba Februari lalu.

Menyikapi kedatangan gula impor tahap kedua ini, anggota Komisi B DPRD Jatim, Ahmad Nawardi, mengusulkan agar gula impor tersebut tidak dilelang, melainkan didistribusikan langsung ke masyarakat melalui operasi pasar.

"Importir gula seperti PT Perkebunan Nusantara (PN), Perum Bulog, atau PT Rajawali Nusantara Indonesia seharusnya segera bekerja sama dengan pemerintah untuk menggelar operasi pasar. Dengan demikian, harga gula tidak melambung hingga masyarakat karena tidak melewati mata rantai distributor," tutur Nawardi, Kamis (4/3) di Surabaya.

Kemarin Gubernur Jatim Soekarwo mengancam siapa pun yang berani mendistribusikan gula impor tersebut. Masalahnya, harga penawaran lelang gula sudah terlampau mahal, yakni Rp 9.600 per kilogram (kg), sehingga harganya berpotensi melambung saat sampai di pasar.

Dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Senin (1/3), diputuskan bahwa Surat Menteri Perdagangan Nomor 527/mpp/kep/9/2004 tentang ketentuan impor gula akan direvisi. Intinya, ketentuan impor gula seharusnya bukan untuk mencari keuntungan, tetapi benar-benar sebagai langkah pemenuhan kebutuhan konsumsi gula dalam negeri.

Dari hasil rapat dengar pendapat antara Komisi B DPRD Jatim dan sejumlah BUMN pengimpor gula, importir gula mendapatkan keuntungan sekitar Rp 200 hingga Rp 216 untuk setiap kg gula. Artinya, dengan total alokasi impor gula nasional sebanyak 500.000 ton, BUMN pengimpor gula berpotensi mendapatkan keuntungan Rp 200 miliar hingga Rp 216 miliar.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Zainal Abidin mengatakan, Pemerintah Provinsi Jatim akan menerapkan strategi operasi pasar untuk menekan lonjakan harga gula di pasar. Operasi pasar dilakukan dengan memotong mata rantai distribusi dari distributor kedua hingga keempat.

"Sweeping"

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adri Istambul Lingga Gayo mengatakan, pihaknya siap menjadi mediator sekaligus penyalur gula impor. "Importir jangan mempermainkan harga gula karena hal itu justru menyengsarakan rakyat dan petani tebu," katanya.

Selain menjadi mediator dan penyalur, Kadin juga akan melakukan sweeping importir nakal yang sengaja memanfaatkan situasi ini. Untuk mengakhiri kekisruhan gula di Jatim, kata Adri, dalam waktu dekat Kadin Jatim bertemu dengan Gubernur Jatim dan Direksi PTPN. "Pertemuan itu untuk mencari solusi agar harga gula pantas dan terjangkau dengan harga ideal yang ditawarkan, Rp 10.000 per kg," ujarnya.

Adri menbambahkan, Kadin siap membeli gula impor milik PTPN X dan XI dengan memanfaatkan dana kredit dari Asosiasi Bank Pembangunan Daerah. (ABK/ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com