Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, 18 Wanita Korban Trafficking Tiba di Manado

Kompas.com - 13/03/2010, 23:58 WIB

MANADO, Kompas.com - Sebanyak 18 gadis asal Sulawesi Utara (Sulut) akhirnya bisa tiba di Manado, Sabtu (13/3/10) sekitar pukul 14.00 Wita. Mereka merupakan korban trafficking yang dipekerjakan sebagai pelayan bar, pramusaji, wanita pendamping dan pramuria di Cafe Blue Diamond, yang terletak di Jalan Baru Yotefa, Abepura, Jayapura Papua.

Para gadis ini dipulangkan atas inisiatif Polda Sulut. Mereka dijemput Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Ops I Tindak Pidana Umum (Tipidum) Dit Reskrim Polda Sulut, Kompol Noni Sengkey dan dua anggota UPPA Polda lainnya.

Puluhan gadis ini dipulangkan menggunakan jasa penerbangan Lion Air yang bertolak dari Bandara Sentani Jayapura sekitar pukul 06.00 WIT. Sebelum tiba di Bandara Innternasional Sam Ratulangi, pesawat sempat transit sejam di Makassar.

Sebenarnya, Polresta Papua berhasil mengamankan 25 wanita yang semuanya disekap di Blue Diamond Cafe, namun hanya 18 yang bisa dipulangkan. Dari informasi yang ada, lima wanita belum diberangkatkan, dua melarikan diri saat pendataan Jumat (12/3) malam.

Lima wanita yang hingga kini masih dalam pengawasan Polresta Jayapura, yakni RH alias Windy (26) asal Surabaya, NH alias Tasya (25) asal Bekasi, YK alias Winnie (25) asal Bandung, HR alias Tina (34), dan SI alias Jenny (30) asal Jakarta. Hasil pemeriksaan di Polresta Jayapura, kelima wanita ini beralamatkan Surabaya dan direncanakan akan dipulangkan ke "kota buaya" setelah berkoordinasi dengan pemda Jatim. Dua wanita yang melarikan diri, yakni RM alias Rani (27) asal Kotamobagu dan JM alias Clara (26) asal Tomohon.

Sementara, 18 korban yang berhasil dipulangkan ke Sulut, YG alias Citra (22) asal Bolmong, AS alias Cindy (23) asal Bitung, AK alias Egi (23) asal Manado, YP alias Sintia (23) asal Tondano, WN alias Vivi (29) asal Kotamobagu, YL alias Anti (23) asal Tompaso, HU alias Dea (30) asal Dumoga, BL alias (23) asal Bolmong, SL alias Vani (27) asal Inobonto, Bolmong, SM alias Selvi asal Bolmong, ED alias Nadia (20) asal Manado, ST alias Nicky (29) asal Manado, LI alias Kiki (22) asal Kotamobagu, NT alias Nancy (30) asal Manado, HM alias Lilis asal Bolmong, RR alias Yay (32) asal Kotamobagu, RM alias Dewi (34) asal Manado.

Begitu tiba di bandara, rombongan ini telah ditunggu para penjemput. Dari Polda Sulut, datang menjemput, Kasat Ops I Tipidum Dit Reskrim, AKBP Hissar Siallagan, sejumlah anggota Sat Ops I, serta para aktivis perempuan Sulut yang tergabung dalam Komda PPA Sulut dan LSM Swara Parangpuan.

Saat keluar dari pintu terminal kedatangan domestik, para korban rata-rata berusaha menutupi wajah mereka. Ada yang menutupi wajah dengan syal, ada yang menggunakan boneka ataupun tas tangan yang dibawa.

Rata-rata korban terlihat keletihan, bahkan dikabarkan, sebelum diberangkatkan, ada beberapa yang sempat pingsan. Kuat dugaan, beberapa di antara mereka mengalami depresi karena harus menjalani pemeriksaan maraton di Polresta Papua selama tiga hari berturut-turut sebelum dibawa ke Manado.

Terlihat penjagaan ketat dilaksanakan beberapa anggota Unit Buser Polda Sulut saat para wanita tersebut berjalan menuju bus yang akan ditumpangi mereka. Dari bandara, mereka dibawa ke Mapolda Sulut untuk menjalani pendataan ulang, pemeriksaan kesehatan dan arahan dari pihak penyidik.

Sepanjang jalan, bus tersebut mendapat pengawalan ekstra dari patroli jalan raya Polda Sulut dan sejumlah mobil yang ditumpangi anggota polisi. Tiba di Mapolda, mereka tak langsung menjalani pemeriksaan kesehatan melainkan diberi makan yang telah disediakan penyidik Polda. Pemeriksaan kesehatan dilakukan dr Paula Lihawa, dokter RS Bhayangkara Polda Sulut dibantu seorang perawat.

Amatan Tribun Manado, pemeriksaan kesehatan meliputi cek tekanan darah serta pemeriksaan kesehatan luar lainnya seperti pemeriksaan detak jantung dan denyut nadi.

"Itu memang prosedur yang wajib dilakukan untuk mereka. Kita harus pastikan, sejauh mana kesehatan mereka, apa ada yang stress, bahkan jika perlu diperiksa apa ada yang hamil atau mengalami tekanan mental," ujar salah seorang penyidik yang ikut menjemput korban.

Kabid Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Sulut, AKBP Benny Bella mengatakan, para korban dipulangkan atas kemauan sendiri bukan tanpa paksaan. Selama di Jayapura, mereka disekap dan senantiasa diawasi oleh penjaga cafe.

"Kita akan terus berupaya mengembangkan bukti-bukti dalam penyidikan, upaya untuk membongkat sindikat pengiriman orang ini tetap dilakukan, bukan hanya yang di Papua saja, tapi daerah lain," ujarnya, Sabtu (13/3)

Menurut Bella, para korban setelah melalui tahapan rehabilitasi dan pembinaan mental akan dipulangkan ke orangtua atau keluarga masing-masing. Usaha pemulangan akan dilakukan tuntas oleh Polda Sulut.

Ia mengatakan, saat ini Polda makin mengintensifkan pemeriksaan dan penyidikan terhadap semua kasus trafficking, baik yang sedang ditangani Polda, Polres Bitung, maupun Polres Amurang.

"Kami berupaya semaksimal mungkin. Untuk pemulangan korban lainnya, kami akan koordinasi dengan instansi terkait, yakni polda dimana para korban dipekerjakan, pemdanya dan pihak terkait lainnya," ujarnya lagi.

Hasil pemeriksaan korban trafficking asal Tondano yang berhasil digagalkan Polsek Wenang, di Batam, Kepri masih terdapat sekitar sepuluh perempuan asal Sulut yang dipekerjakan di sejumlah club malam dan bar.

Rumah singgah

Usai menjalani pemeriksaan kesehatan dan pendataan kembali, para korban belum bisa pulang ke keluarga dan orangtua masing-masing. Mereka akan ditempatkan di shelter (rumah singgah) Komda PPA Sulut yang terletak di kompleks GOR Sario. Di sini, mereka akan menerima pembinaan dan tindakan rehabilitasi oleh aktivis Komda PPA dan LSM Swara Parangpuan Sulut.

"Setelah dirasa cukup, baik iu keterangan dalam penyidikan, dan mereka dianggap layak dikembalikan, akan kami (polda) antar ke keluarga masing-masing, " ujar Bella seraya menyatakan, pihaknya tidak serta merta melepas para korban begitu saja ke Komda Sulut melainkan tetap dibawah pengawasan penyidik Dit Reskrim. (Fernando Lumowa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Komisi X DPR Minta Sekolah Swasta 3T Jadi Prioritas Pendidikan Gratis
Komisi X DPR Minta Sekolah Swasta 3T Jadi Prioritas Pendidikan Gratis
Edu
Kolaborasi Industri dan Pendidikan Tinggi, PT Anggana Catur Prima Raih Penghargaan IP Trisakti
Kolaborasi Industri dan Pendidikan Tinggi, PT Anggana Catur Prima Raih Penghargaan IP Trisakti
Edu
SPMB Depok 2025 Dibuka Hari Ini, Cek 4 Langkah Mudah Pendaftarannya
SPMB Depok 2025 Dibuka Hari Ini, Cek 4 Langkah Mudah Pendaftarannya
Edu
Tips Nazanine Alifa, Siswi SMA Pribadi Bandung Diterima 27 Universitas Dunia dengan 13 Beasiswa
Tips Nazanine Alifa, Siswi SMA Pribadi Bandung Diterima 27 Universitas Dunia dengan 13 Beasiswa
Edu
Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Daftar PTN-PTS Terima KIP Kuliah 2025
Kuliah Gratis sampai Lulus, Cek Daftar PTN-PTS Terima KIP Kuliah 2025
Edu
Jalur Mandiri Unud 2025 yang Masih Buka, Ini Cara Daftar dan Jadwalnya
Jalur Mandiri Unud 2025 yang Masih Buka, Ini Cara Daftar dan Jadwalnya
Edu
Beasiswa Program Doktor untuk Dosen Indonesia Tahun 2025 Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Beasiswa Program Doktor untuk Dosen Indonesia Tahun 2025 Dibuka, Ini Syarat dan Jadwalnya
Edu
Menteri HAM Dukung Program Siswa Nakal Masuk Barak Militer Diterapkan Nasional
Menteri HAM Dukung Program Siswa Nakal Masuk Barak Militer Diterapkan Nasional
Edu
Ada Paket Insentif Ekonomi, Pakar UGM: Perlu Kebijakan agar Daya Beli Terjaga
Ada Paket Insentif Ekonomi, Pakar UGM: Perlu Kebijakan agar Daya Beli Terjaga
Edu
6 Kampus Milik BUMN Buka Beasiswa Penuh 2025: Pertamina, Telkom, PLN
6 Kampus Milik BUMN Buka Beasiswa Penuh 2025: Pertamina, Telkom, PLN
Edu
Benarkah SMA Pradita Dirgantara Sekolah Terbaik di Indonesia? Ini Faktanya
Benarkah SMA Pradita Dirgantara Sekolah Terbaik di Indonesia? Ini Faktanya
Edu
Cerita Mutia, Berhasil Lulus S1 Farmasi UGM di Usia 19 Tahun
Cerita Mutia, Berhasil Lulus S1 Farmasi UGM di Usia 19 Tahun
Edu
SPP Sekolah Setara Cicilan Rumah, Biaya Bisa Tembus Rp 50 Juta per Bulan
SPP Sekolah Setara Cicilan Rumah, Biaya Bisa Tembus Rp 50 Juta per Bulan
Edu
Pendaftaran SPMB Tangsel 2025 Jenjang SMP Segera Buka, Cek Jadwalnya
Pendaftaran SPMB Tangsel 2025 Jenjang SMP Segera Buka, Cek Jadwalnya
Edu
20 SMA Terbaik Jawa Timur, Referensi Daftar SPMB Jatim 2025
20 SMA Terbaik Jawa Timur, Referensi Daftar SPMB Jatim 2025
Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau