Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Memiliki Perpustakaan Digital

Kompas.com - 25/03/2010, 13:11 WIB

Semarang, Kompas - Decentralized Basic Education atau program desentralisasi pendidikan dasar, yaitu program yang didanai United States Agency for International Development meluncurkan perpustakaan digital, Selasa (23/3). Perpustakaan berbasis internet gratis ini ditujukan sebagai bahan referensi bagi para guru.

Peluncuran perpustakaan digital yang dapat diakses melalui www.pustakapendidik.org ini berlangsung di Gedung Rektorat Universitas Negeri Semarang, Selasa pagi. Pada acara itu, Pembantu Rektor I Unnes Supriadi Rustad melakukan telekomunikasi melalui video dengan perwakilan dari Universitas Terbuka Jakarta, Universitas Negeri Makassar, dan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang merupakan mitra dalam program ini.

Koordinator proyek teknologi informasi dan komunikasi Decentralized Basic Education (DBE), Carwoto, mengatakan, bahan yang ada dalam perpustakaan digital ini secara keseluruhan milik DBE. Bahan tersebut merupakan modul belajar dan mengajar yang dilakukan DBE kepada para guru di 9 kabupaten di Jateng selama lima tahun terakhir.

Menurut Carwoto, program DBE terbagi dalam tiga tahap, yaitu manajerial, pembelajaran pengajaran, dan pelatihan keterampilan hidup. "Bahan yang ada di perpustakaan digital ini merupakan modul yang dihasilkan dalam tahap kedua, yaitu pembelajaran pengajaran," kata Carwoto.

Mengunduh modul

Dalam perpustakaan digital tersebut, semua orang termasuk guru dapat mengunduh berbagai modul berformat foto dan portable document format (pdf). Sementara bahan yang berformat audio dan video hanya dapat didengar dan dilihat, tetapi tidak dapat diunduh karena ukuran filenya terlalu besar.

Modul pelatihan itu dapat bermanfaat bagi para guru untuk menambah keterampilan mengajar. Namun, program DBE itu hanya untuk pendidikan dasar seperti TK dan SD dan perguruan tinggi. Tidak ada modul pengajaran untuk siswa SMP dan SMA.

Carwoto mengakui bahwa tidak semua guru di berbagai daerah dapat mengakses situs perpustakaan digital ini dengan mudah karena keterbatasan akses internet yang cepat. "Kami sedang memikirkan hal itu untuk pengembangan selanjutnya," kata Carwoto.

Supriadi Rustad berharap guru-guru berprestasi juga dapat diajak menambahkan bahan untuk perpustakaan digital. Selain itu, situs perpustakaan digital itu harus dapat dikoneksikan dengan perpustakaan digital yang sudah dikembangkan universitas di Indonesia yang menjadi mitra program tersebut. (DEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com