Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Pendidikan di Jawa Barat

Kompas.com - 25/03/2010, 13:42 WIB

Oleh Oong Komar

Di antara falsafah masyarakat Jawa Barat, ada yang menggambarkan cita-citanya dalam bentuk (1) kemajuan dan kesejahteraan fisik, gemah ripah repeh rapih, (2) konsep bermasyarakat, silih asah silih asih silih asuh, dan (3) profil kepribadian/watak individu, cageur bageur bener pinter tur singer.

Falsafah tersebut merupakan asumsi wujud kesadaran sesepuh Jabar tempo dulu mengenai perlunya fondasi dan komitmen cita-cita kemajuan masyarakatnya. Kristalisasi falsafah sudah barang tentu merupakan akumulasi dari perjalanan historis masyarakat Jabar. Dengan analisis falsafah, tampak ada kaitan gambaran dengan perkembangan kondisi Jabar dan masyarakatnya.

Pertama, masyarakat Jabar umumnya petani, sebagaimana ditengarai dari kondisi alam yang beriklim tropis dan curah hujan yang cukup. Tanahnya agraris dan subur untuk dimanfaatkan bertani, baik di sawah maupun di ladang. Sistem masyarakat tani tentu memengaruhi pola kehidupan masyarakatnya. Terbukti, tempat tinggal masyarakat tani umumnya diawali dengan membentuk babakan. Babakan ialah warga tani yang berusaha bertempat tinggal mendekati tempat kegiatan mata pencarian hidupnya.

Kedua, masyarakat Jabar terkait dengan sistem religi sebagaimana tecermin pada karakteristik masyarakat petani yang sejak awal tampak berusaha memohon kepada Yang Maha Kuasa agar pertaniannya berhasil. Maka, karakteristik masyarakat pertanian terhadap sistem religi dan kepercayaan kiranya tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya. Dalam masyarakat tani, ternyata upacara ritual mengiringya dari mengawali bertani sampai mengakhirinya. Namun, seiring perkembangan masyarakat dan pengaruh luar, pandangan masyarakat mengenai religi dan kepercayaan pun menyesuaikannya.

Ketiga, esensi falsafah menggambarkan keterkaitan erat dengan bidang pendidikan sebagai sarana mewujudkan cita-cita kemajuan masyarakat Jabar.

Prioritas pembangunan

Kiranya sesepuh Jabar yakin bahwa (1) pendidikan berpengaruh terhadap pencapaian cita-cita kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jabar, (2) peradaban budaya masyarakatnya diukur dari aspek mutu sumber saya manusia. Konsekuensi logisnya, harus memandang bahwa maju-mundurnya sumber daya manusia berdasarkan sejauh mana keberhasilan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakatnya, dan (3) pendidikan dapat membantu dalam pemberantasan kemiskinan, penanggulangan anak telantar, dan memperoleh kompetensi individu untuk meraih pekerjaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.

Bertolak dari kondisi empiris, Pemerintah Provinsi Jabar dapat dipandang telah menempatkan pendidikan sebagai prioritas pembangunannya. Bahkan, dengan ukuran pembangunan yang mengacu pada konsep indeks pembangunan manusia (IPM), prioritas pembangunan pendidikan pun diiringi dengan pembangunan aspek komposit utama yang mengonstruksi IPM, yaitu aspek kesehatan dan daya beli masyarakat. Gambaran capaian IPM Jabar meliputi angka harapan hidup 67,8 tahun, daya beli per kapita Rp 557.110, melek huruf 95,12 persen, dan rata-rata lama sekolah 7,74 tahun. Dengan demikian, tingkat IPM mencapai 70,3 (Danny, S: 2006).

Pemprov Jabar telah memprogramkan berbagai langkah strategis pada bidang pendidikan. Langkah itu di antaranya pemberantasan buta aksara melalui program keaksaraan fungsional, percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun melalui peningkatan angka melanjutkan lulusan SD/MI ke SMP/MTs, mencegah terjadinya putus sekolah, mendorong anak usia sekolah (khusus dari keluarga tidak mampu) untuk bersekolah, perluasan kesempatan belajar dengan penambahan daya tampung sekolah, dan pengembangan jalur pendidikan luar sekolah melalui Paket A, B dan C.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com