Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelajaran Buruk untuk Para Pelajar

Kompas.com - 29/03/2010, 16:01 WIB

Tindakan yang dilakukan selama UN tersebut menabrak hampir semua tujuan mulia pendidikan. Setidaknya, kecurangan itu menabrak inti doa bersama yang digelar beberapa sekolah. Seluruh agama dengan jelas mengajarkan untuk berusaha sekeras-kerasnya, lalu berserah diri dan berdoa pada Tuhan. Namun, usaha itu harus sesuai aturan. Tidak boleh ada kecurangan dalam usaha.

Kecurangan juga gagal mengajarkan pendidikan moral yang sebenarnya kepada pelajar. Sebagian sekolah di Sidoarjo, dengan alasan melanggar norma dan tidak bermoral, melarang pelajar yang hamil ikut ujian. Padahal, pelajar itu hamil karena diperkosa. Sementara salah satu sekolah di Ponorogo melarang pelajarnya yang ditahan untuk ikut ujian nasional pada hari pertama.

Perilaku sebagian guru dan pelajar justru mencerminkan tindakan tidak bermoral dan melanggar norma. Semua pelajaran negatif itu didapat dari kegiatan yang menghabiskan Rp 41 miliar untuk Jatim saja. Dana itu di luar dana untuk tim pemantau. Dana sebesar itu setara dengan bantuan operasional sekolah (BOS) 104.549 pelajar SD di daerah perkotaan selama setahun.

Kegiatan yang mahal itu, ironinya, justru tidak mengajarkan makna sejati pendidikan. UN boleh jadi sebenarnya ingin mengajarkan kerja keras yang jujur untuk mencapai tujuan atau pentingnya standar. UN bisa jadi awalnya ingin mengajarkan tidak ada diskriminasi dalam pendidikan. Karena itu, standar dari Sabang sampai Merauke dibikin sama.

Akan tetapi, sebagian guru dan pelajar memahami persiapan UN secara salah. Kerja keras malah kerap berwujud kerja culas. Kejujuran dilangkahi hanya demi nilai dan nama baik sekolah.Dengan pola pendidikan seperti itu, tidak heran ada mafia pajak seperti Gayus Tambunan.

Guru dan pengelola sekolah pun menginginkan semua siswa lulus. Jangan gara-gara nilai UN jeblok, kerja keras selama tiga tahun amblas.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com