Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengerjakan Soal di Balik Terali Besi

Kompas.com - 30/03/2010, 09:53 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com — Lnd (12) mengernyitkan kening. Tangan kanannya memijit-mijit kening yang tidak gatal. "Soal ujiannya susah-susah," kata Lnd dengan suara lirih setelah mengerjakan soal Bahasa Indonesia.

Lnd merupakan salah satu dari delapan anak warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Anak dan Pria Tangerang, Kota Tangerang, yang mengikuti ujian nasional SMP mulai Senin (29/3/2010) kemarin.

Fjr (16), napi kasus pelecehan seksual, mengatakan hal yang sama. "Enggak tahu deh, soalnya susah. Semoga saja bisa lulus," kata Fjr yang baru menjalani enam bulan penjara dari empat tahun hukuman yang dijatuhkan kepadanya.

Ahmad Faisal, Kepala SMP Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang, mengatakan, yang berhak mengikuti UN SMP adalah mereka yang sudah memiliki ijazah SD. Mengenai materi ujian, kata Ahmad, lebih kurang hampir sama seperti SMP pada umumnya.

"Cuma ada beda sedikit di kurikulumnya karena napi anak ini dianggap khusus," ujar Ahmad.

Kepala Lapas Anak dan Pria Tangerang Priyadi mengatakan, warga binaan yang masih menghuni Lapas saat persiapan mengikuti ujian mendapat perlakukan khusus selama menjelang dan berlangsungnya UN.

"Tiga hari sebelum ujian, mereka sudah dipindahkan ke ruangan khusus, yakni poliklinik. Kami melakukan ini agar mereka lebih berkonsentrasi dalam belajar," kata Priyadi.

Seperti anak kelas III SMP lainnya, kata Priyadi, warga binaan ini juga dibekali dengan try out sebagai bentuk persiapan sebelum menghadapi ujian. Warga binaan ini juga mendapat pelajaran tambahan dari guru setiap mata pelajaran selama berlangsungnya UN.

"Setiap malam mereka dibekali dengan tambahan pelajaran, terutama yang akan diujikan pada esok hari," kata Priyadi.

Selain itu, ujar Priyadi, warga binaan peserta UN ini mendapat tambahan gizi selama seminggu sebelum ujian dan selama menghadapi ujian. "Kalau biasanya mereka hanya mendapat jatah minum susu seminggu sekali, yakni hari Jumat, selama dua minggu ini mereka diberikan susu dua kali dalam seminggu, yakni Rabu dan Jumat, untuk perbaikan gizi," kata Priyadi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com