Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Guru Perdalam Pendidikan Anti-Korupsi di Belanda

Kompas.com - 01/04/2010, 12:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 17 aktivitis pendidikan anti-korupsi terdiri dari 13 guru, 3 dosen, serta seorang staf Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui program beasiswa StuNed akan memperdalam pendidikan berbasis nilai bagi siswa sekolah menengah di International Institute of Social Studies Erasmus University Rotterdam (ISS) Den Haag, Belanda.

Seluruh peserta dilepas secara resmi hari ini, Kamis (1/4/2010), oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Katholik (Unika) Soegijapranata, Dr Sih Setija Utami, dan Direktur Nuffic-Neso Indonesia, Marrik Bellen, di Jakarta. Pendidikan tersebut dilakukan selama tiga minggu.

Dalam sambutannya Marrik mengatakan, bahwa Pemerintah Kerajaan Belanda mendukung penuh upaya pemerintah Indonesia mewujudkan tata pemerintahan yang baik. "Pendidikan anti-korupsi di sekolah menengah adalah salah satu upaya pencegahan budaya korupsi yang harus dilakukan sejak dini," kata Marrik.

Selama di Belanda, sejak 2 sampai 25 April 2010 nanti, peserta yang delapan di antaranya adalah perempuan, itu akan memperdalam pengalaman dan pengetahuan tentang penyusunan modul pendidikan anti-korupsi yang efektif.

Sekembalinya dari Belanda, para peserta akan merevisi modul yang telah ada itu dan selanjutnya akan diajarkan di 10 kota para guru tersebut berasal, yakni Semarang, Pekalongan, Kuningan, Bogor, Cianjur, Negara (Bali), Belitung, Lahat (Sumatera Selatan), Bengkulu, serta Ketapang.

Kegiatan pasca pelatihan tersebut akan dilakukan selama dua minggu di Semarang dan dibiayai oleh KPK dan Unika Soegijapranata. "Pelatihan pendidikan anti korupsi ini merupakan salah satu bentuk integrasi penelitian dan pengabdian masyarakat kami untuk ikut serta dalam pencegahan korupsi sejak dini," tambah Utami.

Menurutnya, pendidikan anti-korupsi telah dimulai sejak 2005 di beberapa sekolah dengan mengintegrasikan modul-modul tersebut ke dalam mata pelajaran yang sudah ada. Sayangnya, hasil evaluasi menunjukkan ternyata penerapan modul tersebut dianggap kurang efektif karena pembelajaran yang masih berorientasi pada hasil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com