Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Kecurangan UN Bertambah

Kompas.com - 03/04/2010, 11:47 WIB

Yogyakarta, Kompas - Pelaku kecurangan pada ujian nasional tingkat SMA/SMK bertambah dari enam menjadi tujuh pelajar. Salah satu pelaku diketahui tidak hanya menerima jawaban, tetapi juga mengirimkan kunci jawaban. Masih terjadinya kecurangan membuat perguruan tinggi negeri meragukan kualitas ujian nasional untuk seleksi masuk.

Anggota Tim Pengawas Ujian Nasional (UN) SMA Senawi mengatakan, dari transkrip pesan yang tersimpan di telepon seluler ditemukan bukti penting. Pada telepon seluler salah satu pelajar itu ditemukan kunci jawaban yang dikirim.

"Jadi, dia salah satu jaringan aktif, tetapi kami tak bisa pastikan, apakah dia sumber penyebaran," ujar Senawi di Yogyakarta, Jumat (2/4).

Dua kecurangan UN SMA ditemukan di Sleman dan lima kecurangan lain ditemukan di Kota Yogyakarta. Enam pelaku berasal dari enam sekolah swasta yang berbeda, sedangkan satu pelajar dari sekolah negeri.

Masih ditemukannya kecurangan di sekolah negeri, lanjut Senawi, dinilai patut memprihatinkan. Kejadian itu mengindikasikan rasa tidak percaya diri mengerjakan UN juga dialami pelajar dengan kemampuan akademis relatif baik. Itu mengingat pelajar di sekolah negeri telah melalui tahap seleksi ketat daripada sekolah swasta Hingga kini, ditegaskan Senawi, tidak ada rencana panitia melaporkan temuan-temuan kecurangan UN kepada pihak kepolisian. Kecurangan- kecurangan yang terjadi selama UN SMA akan diselesaikan lewat jalur pendidikan.

Temuan-temuan itu selanjutnya akan dikirimkan ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) di Jakarta sebagai bahan pertimbangan meluluskan atau tidak pelajar bersangkutan.

Sebelumnya, Koordinator Pengawas Ujian Nasional (UN) SMA Rochmat Wahab menyatakan akan mengajukan rekomendasi kepada BSNP agar pelajar yang terbukti curang selama UN tak lulus pada mata uji terkait.

Diupayakan, para pelajar tersebut tetap dapat mengulang di UN ulangan yang berlangsung pada pertengahan Mei 2010 mendatang.

Keraguan UGM

Secara terpisah, Direktur Akademik dan Administrasi UGM Budi Prasetyo Widyobrato mengatakan, UGM masih ragu menggunakan hasil UN sebagai satu-satunya syarat seleksi mahasiswa baru. Hal itu karena kualitas soal UN dinilai belum sesuai untuk dasar seleksi mahasiswa baru.

Selain itu, kecurangan yang masih terjadi menunjukkan hasil UN belum menjadi jaminan memperlihatkan potensi akademis calon mahasiswa.

"Sebagai satu-satunya syarat seleksi UGM, kami masih ragu karena soal-soal UN terlalu mudah. Namun, kalau hanya sebagai salah satu prasyarat seleksi, mungkin bisa kami terima," ujar Budi. (IRE)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com