Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Demo Ijazah Palsu

Kompas.com - 06/04/2010, 04:23 WIB

Palembang, Kompas - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemantau Pemilu Ogan Ilir melakukan unjuk rasa di Kantor Dinas Pendidikan Sumsel, Senin (5/4). Mereka menuntut agar Dinas Pendidikan Sumsel mengusut indikasi ijazah palsu bakal calon bupati Ogan Ilir, Mawardi Yahya.

Mawardi Yahya merupakan calon yang sedang menjabat (incumbent). Dia menjabat Bupati Ogan Ilir periode 2005-2010.

Koordinator aksi, Zainul Rifki, mengatakan, mahasiswa mempertanyakan mengapa Mawardi Yahya memiliki dua ijazah dari STM Pertambangan dan dari SMA BLK Kenten. ”Ada kejanggalan dalam ijazah itu karena Mawardi bersekolah di dua tempat padat 1976-1977,” kata Zainul.

Menurut Zainul, pihaknya memiliki data-data yang membuktikan bahwa Mawardi Yahya memiliki dua ijazah. Mereka mengaku tidak puas dengan jawaban Dinas Pendidikan Sumsel yang menyatakan, ijazah dari STM Pertambangan asli.

”Dinas Pendidikan hanya mengetahui data tentang ijazah, tetapi tidak tahu bagaimana proses memperoleh ijazah,” kata Zainul.

Indikasi ijazah palsu itu, kata Zainul, juga sudah dilaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Sumsel. Pihak Polda Sumsel menyatakan siap mengusut kasus tersebut secara tuntas. ”Jika ijazah itu terbukti palsu, warga Ogan Ilir selama lima tahun telah dibohongi,” ujarnya.

Dinyatakan asli

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo mengutarakan, data yang dimiliki Dinas Pendidikan Sumsel cukup lengkap dan menunjukkan bahwa ijazah Mawardi Yahya dari STM Pertambangan Palembang memang asli.

”Mawardi Yahya bersekolah di STM Pertambangan pada 1975-1977. Nilainya juga ada dari kelas 1 sampai kelas 3. Kami juga sudah klarifikasi dengan kepala sekolahnya yang sekarang masih hidup,” kata Widodo.

Mengenai adanya dugaan Mawardi Yahya memiliki ijazah dari sekolah lain, Dinas Pendidikan Sumsel hanya memiliki data dari STM Pertambangan Palembang. ”Pihak yang masih tidak puas bisa meminta uji forensik kepada Polri untuk membuktikan keaslian ijazah,” tutur Widodo.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Ogan Ilir Amrah Muslimin menjelaskan, KPU Ogan Ilir sebelumnya telah meminta verifikasi dari Dinas Pendidikan Sumsel terkait laporan indikasi ijazah palsu Mawardi Yahya. Setelah dilakukan pemeriksaan berkas, ijazah Mawardi Yahya dinyatakan asli.

Amrah mengungkapkan, pada 2005, saat Mawardi Yahya mencalonkan diri sebagai bupati, indikasi ijazah palsu tersebut juga muncul.

”Meskipun kasus tersebut sudah selesai, KPU Ogan Ilir tetap melakukan verifikasi. Sesuai peraturan KPU, setiap pengaduan atau indikasi ijazah palsu harus diserahkan kepada pihak yang berwenang,” kata Amrah.

Amrah mengatakan, KPU Ogan Ilir sudah melakukan verifikasi mengenai ijazah bakal calon bupati, dan hasilnya tidak ada persoalan. ”Dengan demikian, tidak ada alasan bagi KPU Ogan Ilir untuk menunda tahapan pilkada,” ujarnya.

KPU Ogan Ilir akan melakukan rapat pleno pada Selasa untuk menetapkan para bakal calon menjadi calon bupati dan wakil bupati. (WAD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com