Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

51.000 Siswa Jalani Pra-UASBN

Kompas.com - 07/04/2010, 16:29 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS  - Sekitar 51.000 siswa SD di seluruh DIY mengikuti pra-ujian akhir sekolah berstandar nasional mulai Selasa (6/4). Hasil pra-UASBN itu merupakan panduan menentukan standar kelulusan masing-masing sekolah.

Pra-UASBN yang diselenggarakan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga berlangsung hingga Kamis besok. Tiga mata pelajaran yang diujikan adalah Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA. "Pra-UASBN dibuat semirip mungkin dengan UASBN, mulai dari kesulitan soal, pelaksanaan, pengerjaan lembar jawab komputer, sampai proses penilaiannya," kata Koordinator Panitia Pelaksana Ujian Nasional DIY Baskara Aji, Selasa.

Hal itu agar hasil pra-UASBN memberi gambaran sekolah tentang kemampuan anak didik untuk menentukan standar kelulusan. Hasil pra- UASBN akan dievaluasi untuk mengetahui kekurangan persiapan menghadapi UASBN, 4-6 Mei.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Sugeng Subono mengatakan, sekolah-sekolah di Yogyakarta sudah harus mengumpulkan standar kelulusan UASBN pada Mei atau sepekan sebelum UASBN berlangsung. "Sekolah bebas menentukan standar kelulusan sendiri. Hanya saja kami imbau agar sekolah berani meningkatkan standar kelulusan dari tahun lalu," tuturnya.

Selama ini, sekolah takut untuk tidak meluluskan siswa. Akibatnya, banyak SD menetapkan standar kelulusan jauh di bawah kemampuan rata-rata siswa hanya karena satu atau dua siswanya berkemampuan di bawah rata-rata. Tahun lalu, rentang standar kelulusan SD di Yogyakarta terhitung tinggi, antara 3-7.

Menurut Sugeng, standar kelulusan yang rendah justru akan menyulitkan siswa dengan nilai UASBN yang sangat rendah. Mereka akan kesulitan mencari sekolah di jenjang berikutnya.

Standar kelulusan

Kini, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta sedang menggagas penetapan standar kelulusan SD se-Kota Yogyakarta. "Tapi, rencana ini masih akan melihat hasil UASBN tahun ini dulu," ujarnya.

Kepala SD Negeri Ungaran I Yogyakarta Mardi mengakui, sekolah dilematis dalam menentukan standar kelulusan UASBN. Alasannya, bobot soal UASBN sama secara nasional, tetapi standar kelulusan ditetapkan sendiri oleh sekolah.

"Kalau kami tetapkan terlalu tinggi, kasihan juga anak yang tak lulus di tempat kami. Padahal, seharusnya di sekolah lain bisa lulus," ujarnya. Oleh karena itu, sekolah memilih menurunkan standar kelulusan daripada tidak meluluskan salah satu peserta didiknya. (IRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com