Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazar Pras Cium Gerbang Sekolah Tertunda

Kompas.com - 26/04/2010, 12:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bukan perkara mudah menempuh ujian nasional atau UN hingga dinyatakan lulus. Prasetyo, siswa jurusan IPA di SMAN 68, Salemba, Jakarta Pusat, merasakan betul arti perjuangan sebagai pelajar semasa duduk di bangku SMA.

Ia bahkan sempat bernazar, jika berhasil lulus dalam UN, maka ia akan menciumi gerbang sekolah tercinta tempat ia menimba ilmu selama tiga tahun belakangan. "Sejak saya masih SMP, saya memang sudah target untuk bisa masuk ke SMAN 68 karena ini SMA unggulan dan favorit. Saat saya berhasil masuk sini, saya sudah bahagia banget," kata Prasetyo saat ditemui seusai mendaftar untuk mengikuti UN ulangan di SMAN 68, Jakarta Pusat, Senin (26/4/2010) siang.

Pras, demikian sapaan akrab Prasetyo, merupakan salah satu siswa yang dinyatakan gagal dalam menempuh UN. Ia harus menempuh UN ulangan untuk bisa mencapai predikat lulus seperti teman-teman lainnya. Keharusan mencapai nilai minimal 5,5 terpaksa menunda kelulusannya karena nilai ujian mata pelajaran Biologi yang didapatnya tergolong di bawah standar.

"Terus terang saya memang kaget sekali waktu ujian Biologi karena banyak materinya yang di luar materi yang biasa diajarkan di sekolah. Saya juga sempat shock," ujar Pras.

Menurut Pras, ia memang tidak menyangka jika soal biologi yang diterimanya pada UN lalu menjadi salah satu penyebab tertundanya kelulusan. Ia mengakui, materi-materi dalam soal Biologi berbeda jauh dengan materi yang biasa ia pelajari di kelas.

Namun, tidak seperti mata pelajaran Biologi, nilai Pras pada mata pelajaran lainnya justru di atas rata-rata. Ia mendapat nilai nyaris sempurna pada mata pelajaran Kimia dan Matematika. "Saya dapat 9,75 di Matematika, dan 9,50 di Kimia," tuturnya.

Prestasi dan kecerdasan Pras pun diamini oleh sejumlah guru-guru di SMAN 68. Sipana, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, mengakui prestasi Pras. "Nilainya sebenarnya di atas rata-rata. Tapi mungkin ada banyak faktor lainnya pada saat UN yang menjadi persoalan," ungkap Sipana.

Karena kegagalan dalam menempuh UN ini, Pras pun terpaksa menunda nazarnya.

Masuk ke SMAN 68, kata Pras, sudah menjadi sebuah prestasi tersendiri. Nazar cium gerbang sekolah pun disebutnya sebagai sebuah bentuk kecintaan kepada almamaternya. "Saya bisa sekolah di sini adalah sebuah kebanggaan. Makanya saya sempat nazar mau cium gerbang sekolah kalau lulus nanti. Tapi ternyata tertunda. Enggak apa-apa mungkin nanti saya bisa cium kalau sudah lulus UN ulangan," terangnya dengan tersenyum.

Pras mengaku tidak terlarut dalam kesedihan meski ia gagal dalam UN pertama. Menurutnya, kegagalannya dalam mata pelajaran Biologi hanya menjadi satu faktor. Ia mengatakan masih bisa banyak belajar dan mempersiapkan diri guna menempuh UN ulangan pada 11-13 Mei mendatang. "Saya juga sudah cerita sama ayah dan ibu, dan alhamdulillah mereka terbuka. Saya dikasih semangat supaya tetap bisa ikut UN ulangan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com