Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Bahasa Indonesia Paling Rendah

Kompas.com - 28/04/2010, 16:35 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran yang paling rendah nilainya dalam ujian nasional SMA/SMK 2010. Bahkan, siswa yang gagal dalam UN utama umumnya mengulang untuk mata pelajaran ini.

Di Surabaya, sebanyak 230 siswa kelas XII SMA gagal dalam UN. Dari jumlah itu, 110 orang harus mengulang untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk SMK, sebanyak 897 siswa dari 1.297 siswa SMK yang gagal dalam UN mengulang untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.

Karena jumlah peserta ujian ulangan Bahasa Indonesia di tingkat SMK sangat banyak, pelaksanaannya dibagi di enam sekolah, yakni SMK Negeri 1, SMKN 2, SMKN 4, SMKN 5, SMKN 6, dan SMKN 7. Di hari selanjutnya, ujian ulangan siswa SMK dipusatkan di SMKN 1. Adapun ujian ulangan siswa SMA dilakukan di SMAN 2 Surabaya.

Dilihat dari nilai rata-rata siswa, Bahasa Indonesia umumnya menjadi mata pelajaran dengan nilai terendah. Nilai rata-rata UN Bahasa Indonesia siswa SMA/MA jurusan IPA se-Jawa Timur hanya 7,54. Sebaliknya, nilai Matematika umumnya tinggi, di Jatim rata-ratanya 8,60.

Untuk jurusan IPS SMA/MA, nilai rata-rata terendah adalah Bahasa Indonesia dan Sosiologi, berturut-turut 7,02 dan 6,67. Di jurusan bahasa pun, nilai rata-rata terendah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia hanya 6,35.

Nilai Matematika umumnya malah tinggi. Sebagai contoh, di jurusan IPA SMAN 3 Surabaya nilai rata-rata tertinggi sampai terendah berturut-turut adalah Matematika (9,27), Kimia (8,53), Fisika (8,43), Biologi (8,24), Bahasa Inggris (8,22), dan Bahasa Indonesia (7,40).

Menurut Kepala Bidang Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Surabaya Ruddy Winarko, rendahnya nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia merata di seluruh Indonesia. Namun, untuk penyebabnya, Dinas Pendidikan Kota Surabaya masih akan mengkajinya.

"Mungkin anak-anak merasa bahasa sendiri dan dianggap tidak sulit. Atau soalnya panjang, sedangkan jawabannya mirip sehingga membingungkan dan menghabiskan waktu," tutur Ruddy.

Pengalaman terpahit

Sebanyak 47 siswa dari keseluruhan 549 siswa SMKN 2 Surabaya tidak lulus. Kegagalan sebagian siswa menjadi pengalaman terpahit yang dirasakan oleh sekolah menengah kejuruan tersebut.

 

"Tahun lalu, dari total 549 siswa, hanya 2 siswa yang tidak lulus ujian nasional," kata Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat SMKN 2 Surabaya Wardaya.

Wardaya mengatakan, selama ini setiap kali UN, tingkat kelulusan siswa SMKN 2 Surabaya mencapai seratus persen dan baru tahun 2008/2009 lalu tingkat pencapaian kelulusan hanya 99 persen. "Baru tahun ini pencapaian kelulusan 97 persen dan menjadi pengalaman terpahit," ujarnya.

Wardaya mengatakan, seluruh siswa yang tidak lulus UN masih memiliki kesempatan untuk mengikuti UN ulang pada 10-14 Mei 2010. Oleh sebab itu, pihak sekolah memberikan bimbingan belajar secara khusus sesuai dengan mata pelajaran ujian nasional yang tidak lulus.

"Orangtua dan siswa yang tidak lulus ujian nasional, semuanya kami undang untuk hadir di sekolah dan memberikan dukungan serta dorongan semangat agar anak-anak tetap bergairah dan bersemangat mengikuti bimbel dengan harapan mereka nantinya lulus ujian nasional ulang," katanya. (TIF/INA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau