Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak, Bu, Tes Psikologi Itu Penting Lho!

Kompas.com - 03/05/2010, 14:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kian pesatnya perkembangan dunia, kian kuat pula tuntutan bagi setiap individu untuk mampu memiliki keahlian pada bidang-bidang tertentu, dan bahkan diharapkan menguasainya. Seseorang mutlak memiliki keahlian dasar yang mumpuni agar kelak menguasai bidang khusus itu di kemudian hari.

Memulai semua itu—memiliki keahlian khusus dan menguasainya—tentu tidak serta-merta begitu saja terjadi. Namun, sebetulnya, hal itu pun bukan sesuatu yang sulit dilakukan siswa, jika hal itu dimulai dari pemilihan jurusan atau bidang studi yang tepat sesuai bakat, minat, dan potensinya ketika bersiap melangkah ke jenjang perguruan tinggi.

"Jangan salah, ternyata masih banyak orangtua yang punya ambisi tertentu pada anak-anaknya. Semisal, si orangtua berprofesi sebagai dokter, anaknya pun dipaksa masuk fakultas kedokteran agar dapat mengikuti jejaknya kelak," ujar Indiah Marsaban, konsultan beasiswa di Profesional Human Resources Development Project-Educational Exchange Office for Bappenas RI, kepada Kompas.com di Jakarta, Senin (3/6/2010).

Akibatnya, kata Indiah, setahun atau dua tahun si anak memang bisa menjalani. Nyatanya, lama-kelamaan si anak tidak bisa survive. Kuliah pun akhirnya terganggu di tengah jalan.

"Dengan bantuan independent evaluator seperti lewat seorang psikolog, misalnya, orangtua pasti akan mendengar dan mengerti bahwa minat, bakat, dan potensi anak perlu diukur sebelum memilih jurusan atau bidang studi tertentu bagi masa depannya. Potensi tinggi, tetapi jika tidak ada minat, maka tidak akan menghasilkan apa-apa juga karena anak hanya akan menjalani semuanya dengan keterpaksaan," ujar Indiah.

Sekolah, kata dia, baik bekerja sendiri maupun menggandeng pihak luar atau instansi lain, harus dapat memfasilitasi siswa memperoleh kesempatan studi pada jurusan yang sesuai potensi, bakat, dan minatnya. Evaluasi ini, lanjut Indiah, untuk membantu siswa memilih penjurusan sesuai potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya.

"Selain berdasarkan kemampuan akademis seperti nilai rapor dan sebagainya itu, tes intelegensi, uji kepribadian, dan bakat-minat itu penting karena beberapa tes psikologi ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek sebelum siswa ditempatkan pada satu peminatan atau penjurusan tertentu," ujarnya.

"Dengan begitu, siswa akan teraktualisasi secara maksimal dan dapat menjadi pijakan dasar memilih jenis pekerjaan sesuai orientasi siswa ketika memilih studinya," ujar Indiah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com