Dalam persaingan menjaring siswa atau mahasiswa, sekolah ataupun perguruan tinggi berlomba membuka pendaftaran dan seleksi seawal mungkin. Pada tahun 1980-an seleksi masuk SMA baru diadakan setelah siswa lulus SMP, sekitar bulan Mei-Juni. Sejak beberapa tahun lalu, beberapa sekolah mulai buka pendaftaran lebih awal: April. Tujuannya, menjaring calon siswa lebih dulu dari sekolah lainnya.
Hal ini diikuti oleh sekolah lain. Pendaftaran masuk SMA yang dulu dilakukan pada Mei-Juni bergeser ke April, Maret, Februari, Januari, dan seterusnya. Sekarang, siswa baru tiga-empat bulan duduk di kelas 3 SMP langsung daftar ke SMA. Ini jelas sangat menyulitkan dan merugikan orangtua siswa sebab ujung-ujungnya menyangkut uang pangkal.
Uang terus yang ada di otak para penyelenggara pendidikan ini. Apa, ya, pekerjaan menteri pendidikan? Kok hal seperti ini tidak diatur. Mohon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegur menteri yang mengurus sekolah.
Saya konsumen PT Adira Quantum dengan nomor pelanggan 000107049165 dan jatuh tempo setiap tanggal 8.
Sekali waktu saya melewati jatuh tempo. Pada 9 Juni lalu, sekitar pukul delapan pagi, seorang penagih Adira Quantum (bernama ”D”) menelepon ke rumah. Kebetulan yang menerima adalah ibu mertua yang tak tahu-menahu ihwal jatuh tempo ini.
”D” mengucapkan kata-kata yang tak pantas dan tak sopan kepada ibu mertua yang mengidap sakit jantung.
Apakah PT Adira Quantum tidak menerapkan standar pelayanan yang sopan untuk menagih?
Pada Maret lalu saya membeli dua tiket Batavia Air (Jakarta-Yogyakarta pulang-pergi) di Dwidaya Tour & Travel dengan harga sekitar Rp 1,5 juta. Berangkat 2 April, kembali 5 April.
Karena ada pekerjaan, saya tak bisa melakukan perjalanan itu dan kembali ke Dwidaya pada pertengahan Maret untuk menanyakan prosedur pengembalian uang. Saat itu, pegawai Dwidaya mengatakan, pengembalian hanya dikenai potongan 20 persen. Tak ada potongan lain.
Pada 10 Juni saya kembali ke Dwidaya untuk menanyakan ihwal pengembalian uang karena sudah lebih dari dua bulan saya tak mendapat kabar sama sekali.
Di sana barulah saya mendapatkan informasi bahwa pengembalian sudah keluar dengan nilai yang tidak lebih dari 20 persen.
Tentu saja hal itu saya persoalkan karena bertolak belakang dengan informasi yang semula saya terima. Pegawai itu berusaha mengklarifikasi bahwa ada potongan administrasi
Pegawai tadi mencoba mengklarifikasi kepada seorang perempuan yang sepertinya atasannya. Perempuan itu malah marah karena merasa terganggu.
Sebagai konsumen, tentu saja saya tersinggung oleh dua hal. Pertama, hak saya mendapatkan informasi yang benar dan utuh mengenai produk dan layanan terabaikan. Kedua, saya mendapat perlakuan tidak baik di sana.
Saya nasabah kartu kredit BCA dengan nomor kartu 5413 2200 1636 xxxx. Pada April 2010 tagihan kartu kredit saya
Saya kaget karena limit kartu kredit saya Rp 3.000.000.
Saya tiap hari berusaha menelepon layanan BCA untuk meminta kejelasan karena saya tidak menerima surat tagihan bulan Mei 2010, tetapi sulit tersambung. Sekali berhasil tersambung, lalu dilempar ke tempat lain. Tak ada jawaban setelah itu. Sampai sekarang tak ada orang dari BCA yang menghubungi saya. Mengapa tagihan saya bisa membengkak?
Sejak Maret 2010, kartu kredit saya diblokir dan tidak bisa digunakan. Di manakah profesionalitas BCA yang selama ini saya anggap bank yang cukup baik?