Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Pasrah dan yang Bertaruh Nasib...

Kompas.com - 13/07/2010, 13:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para orangtua calon siswa yang mengikuti pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) Tahap II SMAN/SMKN DKI Jakarta mengaku pasrah akan hasil pendaftaran sekolah kali ini.

Seperti diketahui sebelumnya, pendaftaran PPDB Tahap II diperuntukkan bagi siswa yang belum diterima di tahap I. Tiap siswa diimbau untuk mengganti semua pilihan sekolahnya agar dapat masuk ke SMA negeri.

Mayang, orangtua dari Ola, siswi lulusan SMP Tarakanita 1, misalnya. Pada tahap ini, sebagai orangtua dia mengaku pasrah apa pun yang akan terjadi.

"Saya pasrah saja karena pilihan anak saya mungkin tidak akan berubah banyak dari yang tahap pertama. Kalau tidak 70, SMA 6, atau, kalau tidak, SMA 82," ujar Mayang saat ditemui Kompas.com di SMA 70, Bulungan, Jakarta Selatan, Selasa (13/7/2010).

Mayang mengaku pasrah dengan adanya kemungkinan dari banyaknya orangtua yang tidak akan mengikuti tahap II. Hal itu, kata dia, membuka peluang lebih besar bagi anaknya bisa masuk ke SMAN pilihannya.

"Jujur saja, saya sampai sekarang ini tidak ada rencana untuk mendaftarkan ke SMA swasta. Saya masih berharap siapa tahu peluang anak saya masih ada untuk bisa masuk SMA pilihannya. Sebab, banyak juga orangtua yang sudah menyerah dan memasukan anaknya ke sekolah swasta," tutur Mayang.

Lain halnya dengan Neli Wahid, orangtua Tami, siswi lulusan SMP Al-Azhar Pusat. Pada PPDB Tahap II ini, Neli menganjurkan agar anaknya tidak memilih SMA favorit.

"Saya nganjurin dia milih SMA 1 Boedi Oetomo saja, kan, tidak terlalu tinggi nilai minimum masuknya. Lagipula itu, kan, SMA ayahnya juga, kita sudah tahulah kualitasnya. Pokoknya, kalau buat saya sekarang ini, dia bisa sekolah dulu, deh," ungkap Neli.

Meski demikian, Neli mengakui, dengan nilai yang dimiliki anaknya saat ini, kemungkinan anaknya diterima di SMAN 6 Mahakam masih ada. Namun, Neli tidak ingin bertaruh dengan nasib dan merencanakan jalan lain agar anaknya bisa bersekolah di SMA 6 Mahakam.

"Dengan nilai rata-rata 8,4 pasti diterima dong di Boedoet. Nah, rencananya selama setahun ini dia masuk SMA 1 Boedoet, khusus untuk mengejar prestasi di sana. Barulah, tahun depannya pindah ke SMA 6 melalui tes," ujar Neli.

Penuturan yang berbeda juga dilontarkan oleh Heni, orangtua siswa lainnya. Heni mengaku sudah memasukkan anaknya di SMA swasta karena tidak mau ambil pusing dengan masalah pendaftaran tahap II.

"Saya sudah tidak mau ambil pusing lagilah dengan masalah pendaftaran yang ribet ini. Anak saya sudah diterima di SMA Bina Nusantara International," kata Heni singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com