BEKASI, KOMPAS.com — Sebanyak 15 siswa SMK Karya Nusantara dan SMK Bina Karya Kabupaten Bekasi diamankan warga dan selanjutnya dibawa aparat kepolisian. Mereka membawa senjata tajam yang ditengarai untuk menyerang siswa SMK Al Muhajirin Bulak Kapal Kota Bekasi, Kamis (15/7/2010).
"Ada sekitar 200 siswa yang datang menyusuri rel kereta api untuk tawuran dengan tujuan ke SMK Al Muhajirin. Namun, di perjalanan, warga yang merasa terganggu menghadang mereka hingga mereka lari kocar-kacir dan 15 di antaranya berhasil diamankan dan selanjutnya dibawa ke SMK Al Muhajirin," kata Syarif, warga perumahan Bulak Kapal Permai, yang ikut melakukan penangkapan.
Dari penangkapan itu berhasil diamankan senjata tajam berupa enam golok, empat samurai, tiga parang, satu gerirgi sepeda motor yang diikat dengan rantai, dan satu gerirgi diikat dengan tali.
Satu di antara golok itu terdapat noda darah karena telah digunakan dalam perjalanan menyusuri rel kereta api.
Syarif menuturkan, di tengah perjalanan, pelajar tersebut sudah membuat kerusuhan. Tidak hanya kepada siswa berseragam, mereka kadang juga mengejar warga yang kebetulan melintas.
Ketika sampai di Bulak Kapal, warga kemudian mengepung siswa hingga mereka lari berhamburan dan membuang senjata tajam yang dibawa.
Beberapa siswa tertangkap masih memegang senjata tajam. Mereka menyimpannya di dalam tas tenis atau memegangnya langsung.
Guru agama Islam di SMK Al Muhajirin, Iwan, menyatakan, sekolahnya sering kali menjadi sasaran tawuran dari sekolah lain sehingga menyebabkan beberapa siswa menderita luka-luka.
"Kami mendapat laporan dari warga bahwa sekolah akan diserang siswa lain. Siswa kemudian diminta untuk tidak keluar pekarangan sekolah untuk keselamatannya," ujar Iwan.
Warga yang berhasil menangkap 15 siswa itu selanjutnya membawa mereka ke SMK dan mengumpulkan senjata tajam yang ada.
Ke-15 siswa itu sebagian besar masih menggunakan pakaian seragam putih dengan celana panjang warna hijau muda. Beberapa terlihat mengenakan sweter menutupi baju sekolah dan dua lainnya hanya menggunakan kaus oblong dengan celana hijau muda.
Aparat Polsek yang datang ke lokasi selanjutnya menyita barang bukti. Setelah didata, mereka selanjutnya dibawa dengan mobil tahanan ke kantor polsek. Adapun barang bukti senjata tajam dibawa menggunakan kendaraan lain.
Beberapa pelajar yang ditanyai mengaku tidak ikut tawuran. Ada yang menyatakan kebetulan lewat, ada juga berdalih jalan-jalan menyusuri rel.
Pelajar lain mengaku, di tengah jalan, kendaraan umum yang mereka tumpangi dilempari sehingga mereka membalas. Tawuran di sekitar kawasan Bulak Kapal sudah sering terjadi.
Beberapa waktu lalu, dua pelajar yang tengah tawuran meninggal dilindas kereta api yang tengah lewat saat berlarian ketika tawuran. Anggota tubuh mereka terpotong-potong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.