Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga, "Suara Anak" Terganjal "Rokok"

Kompas.com - 23/07/2010, 13:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — "Suara Anak Indonesia" yang mengandung delapan butir aspirasi anak dilarang dibacakan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam puncak perayaan Hari Anak Nasional di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Jumat (23/7/2010). Diduga, pembatalan ini karena "Suara Anak Indonesia" meminta perlindungan dari bahaya rokok.

"Kami khawatir pembacaan dibatalkan karena kami membahas tembakau, padahal hanya lima menit (waktu untuk membaca), tetapi dihapuskan," ujar perwakilan anak Indonesia, Arief Rochman Hakim (16) asal Bangka Belitung, di Taman Mini Indonesia Indah.

Hal tersebut juga dikatakan Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi. "Beberapa adik-adik menduga apakah ini karena masalah rokok," katanya saat mendampingi perwakilan anak Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah.

Adapun butir kedelapan mengenai perlindungan anak dari bahaya rokok yang diduga menjadi alasan pembatalan pembacaan tersebut berbunyi, "Kami anak Indonesia memohon perlindungan dari bahaya rokok sebagai zat adiktif dengan melarang iklan rokok, menaikkan harga rokok, membuat peringatan bergambar pada bungkus rokok, dan menjauhkan akses anak-anak dari rokok."

Delapan butir "Suara Anak Indonesia" tersebut dirumuskan oleh sekitar 300 anak dari seluruh provinsi di Indonesia di Pangkalpinang, Bangka Belitung, 19-24 Juli 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com