Kritis, Yuslinarwati pun Dintimidasi....

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum usai kisruh antara orang tua murid dan pihak sekolah di SDN RSBI Rawamangun 12 Pagi, Jakarta Timur, intimidasi serupa kembali terjadi. Pangkalnya sama, orang tua terlalu kritis terhadap sekolah yang kemudian dibalas dengan intimidasi.

Kejadian itulah yang kini dialami oleh Yuslinarwati. Lina, panggilan akrabnya, adalah mantan Sekretaris Komite Sekolah SMPN 99 Rawamangun. Sikap kritisnya mempertanyakan transparansi keuangan, Lina dipecat dari komite sekolah. Pihak sekolah menuding Lina berbuat makar.

Akibat kasus itu, Indonesia Corruption Watch (ICW) kini mendampingi orangtua pelapor korupsi sekolah ke Komnas HAM tersebut siang tadi, Senin (26/7/2010), pukul 12.00. Kedatangan mereka untuk melaporkan intimidasi yang dilakukan sekolah terhadap orangtua pelapor dan muridnya.

Peneliti senior ICW Febri Hendri dalam pesannya mengatakan, orangtua pelapor yang kritis terhadap pengelolaan dana keuangan sekolah adalah pembela hak-hak publik yang harus dilindungi.

"Kami bertujuan untuk melaporkan serangan balik yang dialami oleh para pembela hak-hak publik tersebut," ujar Febri.

Menurutnya, intimidasi sebagai bentuk serangan balik pihak sekolah yang tak perlu terjadi. Pasalnya, sikap kritis inipula yang akan memajukan proses pendidikan di lingkungan sekolah.

Sementara itu, Lina sendiri mengakui, sudah kewajibannya mempertanyakan transparansi keuangan. Pasalnya orangtua murid mempercayakan amanah soal keuangan, salah satunya kepada komite sekolah.