Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LOreal-UNESCO Ajak Perempuan Berkiprah di Dunia Sains

Kompas.com - 01/08/2010, 19:20 WIB

KOMPAS.com - Memasuki tahun ketujuh, L'Oreal-UNESCO for Women in Science di Indonesia mengangkat topik "For Women in Science untuk Peningkatan Partisipasi Wanita Indonesia di Bidang Sains". Pada 2010 ini, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak turut bergabung untuk berpartisipasi dalam program yang mengajak perempuan Indonesia menunjukkan kiprahnya di dunia sains ini.

Pesan yang ingin disampaikan dalam tema program 2010 ini adalah bahwa perempuan berhak dan layak mendapatkan kesempatan yang sama dalam dunia sains. L'Oreal bekerjasama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) ingin mengajak sebanyak mungkin perempuan muda untuk memaksimalkan potensinya dalam mengembangkan sains.

Ketua Harian KNIU, Prof Dr Arief Rachman, MPd, mengatakan UNESCO memperhitungkan Indonesia, di antara negara anggotanya, dalam mengembangkan dunia sains. Karenanya, kekuatan peneliti perempuan Indonesia perlu lebih dieksplorasi.

Arief mengakui, kedudukan peneliti di Indonesia memang masih memprihatinkan dengan minimnya dukungan dan akses dana untuk mengembangkan penelitian. Ketertarikan anak muda pada dunia sains juga masih rendah. Jikapun tertarik menjadi peneliti, ide penelitian tidak berhubungan dengan kepentingan bangsa. Artinya, penelitian sosial yang dibutuhkan karena banyaknya problem sosial di Indonesia, masih rendah.

"Sekitar 400 murid SMA, ketika ditanya (apakah tertarik menjadi peneliti), hanya dua orang yang tertarik," papar Arief dalam acara temu kangen penerima anugerah (fellows) L'Oreal-UNESCO for Women in Science di Jakarta, Jumat (31/7/2010) lalu.

Meski masih terkendala, dunia sains menyimpan banyak kesempatan dan hal menarik. Menjadi peneliti tak mengenal pensiun, karena ide penelitian akan terus lahir untuk menjawab berbagai persoalan.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Prof Fasli Jalal, mengatakan sains bisa memberikan kontribusi terhadap kemanusiaan, industri, masyarakat, dan pendidikan itu sendiri.

Meski hanya lima persen dari 4,5 juta mahasiswa Indonesia yang bergerak di bidang sains, Fasli meyakini target 10 persen partisipasi dalam sains akan bisa terwujud.

Eksistensi 17 peneliti perempuan, para fellows L'Oreal-UNESCO, dalam dunia sains semakin membuka mata dunia sekaligus menjadi inspirasi anak muda untuk menggeluti sains.

Wiratni, ST, MT, PhD, fellow nasional tahun 2007 mengatakan, partisipasinya dalam program L'Oreal-UNESCO berdampak pada perubahan pola pikir mahasiswi. Perempuan yang juga dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ini menjadi inspirasi bagi mahasiswi untuk menggeluti sains.

"Profesi peneliti bukan tanpa harapan, menjadi peneliti juga berpeluang mendapatkan spotlight," akunya, merespons banyak anak muda yang lebih tertarik pada profesi yang identik dengan popularitas.

Program L'Oreal for Women in Science ini memang tak sekadar memberikan bantuan dana penelitian, namun juga menawarkan sejumlah kegiatan yang bisa mempublikasikan eksistensi dan prestasi peneliti perempuan Indonesia. Meski begitu, tak dipungkiri bahwa dana penelitian memang menjadi bentuk dukungan paling berharga bagi profesi peneliti. Setiap tahunnya, tiga perempuan peneliti Indonesia mendapat bantuan dana penelitian sebesar Rp 70 juta. Dua di antaranya adalah peneliti di bidang life science dan satu orang di bidang material science.

Hingga kini telah terpilih 17 fellows di Indonesia dan beberapa di antaranya berhasil terpilih sebagai fellows internasional. Pengakuan dunia untuk para perempuan peneliti semakin terbuka. Bukankah prestasi ini menjadi sumber inspirasi bagi perempuan muda?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com