Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendesak, Kredit untuk Mahasiswa

Kompas.com - 05/08/2010, 10:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kredit atau pinjaman lunak untuk mahasiswa semakin mendesak diwujudkan pemerintah seiring dengan semakin tingginya biaya pendidikan tingkat tinggi. Pinjaman lunak tersebut untuk mencegah calon mahasiswa tak bisa kuliah atau mahasiswa putus kuliah.

Ketua Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Soedijarto mengatakan hal itu di Jakarta, Rabu (4/5/2010), menanggapi dua calon mahasiswa Universitas Jember, Jawa Timur, yang sudah lolos seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), tetapi gagal masuk kuliah karena uang mereka tidak mencukupi.

Soedijarto mengatakan, komitmen untuk memajukan bangsa lewat pendidikan tinggi idealnya didukung dengan menyediakan anggaran minimal 1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Indonesia masih berkisar 0,23 persen, sedangkan Malaysia lebih dari 2 persen.

Selain menyediakan pendidikan tinggi bermutu, semestinya ada jaminan bagi semua lapisan masyarakat bisa menikmati pendidikan tinggi. "Nyatanya, biaya perguruan tinggi negeri di Indonesia semakin mahal dan sulit terjangkau masyarakat miskin," ujarnya.

Soedijarto menambahkan, mengembangkan pinjaman lunak bagi mahasiswa, seperti yang banyak diterapkan di negara-negara lain, bisa menjadi salah satu solusi untuk membantu mahasiswa yang memiliki kendala biaya. "Untuk itu, harus ada kebijakan dari pemerintah. Itu bisa diwujudkan dengan mendorong bank-bank milik pemerintah untuk bisa menyediakan pinjaman lunak," ungkap Soedijarto.

Dapat pinjaman

Secara terpisah, Hermawan Bagus asal Jombang dan Ahmad Ainun Najib asal Banyuwangi akhirnya tercatat sebagai mahasiswa Universitas Jember. Mereka terdaftar sebagai mahasiswa baru setelah melunasi semua kewajiban biaya untuk mengikuti kegiatan akademik.

Keduanya mendapat pinjaman dari Pembantu Rektor I Universitas Jember Agus Subekti yang bersimpati kepada keduanya.

Najib, anak keenam dari tujuh bersaudara dari keluarga buruh tani yang keluarganya menerima bantuan langsung tunai (BLT), diterima di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Adapun Hermawan, anak sopir truk di Jombang, diterima di Fakuttas Ekonomi Jurusan Manajemen.

"Fakultas ini peminat dan saingannya sangat banyak. Artinya,  jika mereka lolos, berarti memang pintar," kata Agus Subekti.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com