BENGKULU, KOMPAS.com - Palang Merah Jerman atau German Red Cross bekerja sama dengan PMI Bengkulu merintis program sekolah siaga bencana pada 42 sekolah di empat kabupaten dan kota Bengkulu.
"Program ini sudah berjalan sejak Mei 2009 berakhir Oktober 2010 dan diharapkan setiap sekolah akan memiliki standar operasional prosedur untuk menghadapi bencana," kata Kepala Bidang Pelayanan PMI Bengkulu Vice Ellese, Minggu (15/8/2010).
Ia mengatakan 42 sekolah siaga bencana itu terdapat di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Muko Muko dan Kabupaten Rejang Lebong.
Menurutnya, sekolah siaga bencana itu bukan dari bentuk bangunan tapi memberikan pendidikan siaga bencana kepada siswa untuk mengurangi resiko bencana.
"Pada akhir program nanti mereka akan melakukan simulasi bencana dan model standar operasi prosedur (SOP) yang dibuat akan dipraktikkan, di mana ada pembagian peran yang jelas saat bencana terjadi,"jelasnya.
Setelah 42 sekolah tersebut, PMI berencana menambah jumlah sebanyak 54 sekolah siaga bencana di enam kabupaten dan kota.
Program kali ini akan dibantu oleh dukungan dana dari organisasi yang mengurus masalah bencana Uni Eropa, DIPECHO.
"Tapi ini belum pasti, dan kabar baiknya, kalau Uni Eropa tidak bersedia mendanai program ini, palang merah Jerman kembali bersedia membantu," katanya menjelaskan.
Sembilan sekolah di tiap kabupaten/kota akan menjadi sasaran program dan saat ini pihaknya mulai melakukan pengumpulan data ke tiap daerah.
Penetapan sekolah siaga bencana harus ada komitmen dari pihak sekolah untuk bekerja sama dengan PMI.
"Kemudian kami juga melihat ancaman bencana seperti Kota Bengkulu, Bengkulu Selatan, Bengkulu Utara, Kaur rawan gempa dan tsunami sedangkan Lebong rawan banjir dan gempa bumi sementara Rejang Lebong rawan gempa vulkanik dan gunung api," tambahnya.
Pada penerapan program tersebut, PMI akan melibatkan Palang Merah Remaja (PMR) yang sudah terbentuk di sekolah-sekolah.
"Mereka akan dilibatkan untuk memberikan materi siaga bencana kepada murid-murid lainnya," katanya.
Menurutnya program ini membutuhkan dana yang besar sehingga diharapkan akan diadopsi oleh dinas pendidikan untuk dijadikan kurikulum pendidikan sehingga siaga bencana akan menjadi karakter setiap siswa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.